Otto Syamsuddin Ishak, Pria yang Rela Jadi Investigator Kasus-Kasus HAM

Rela Bertahun-tahun Tak Disapa Anak-anaknya

Otto Syamsuddin Ishak, Pria yang Rela Jadi Investigator Kasus-Kasus HAM
Otto Syamsudin Ishak, investigator dan pendamping kasus kasus hak asasi manusia saat menjadi instruktur kelas investigasi Jumat (17/06) lalu. Foto : Ridlwan/Jawa Pos
Kejadian tersebut hanyalah salah satu di antara belasan insiden yang kenyang dinikmati Otto. Putra asli Aceh yang lahir pada 14 Oktober 1959 tersebut selama bertahun-tahun memang aktif keluar-masuk hutan Aceh selama berlakunya daerah operasi militer (DOM) di sana pada era Orba sampai masa damai 2005. "Mereka memang ditugaskan oleh seseorang untuk menghabisi saya. Alhamdulillah masih selamat," katanya.

Jumat pekan lalu (17/6), Otto yang kini mengampu mata kuliah sosiologi di Universitas Syiah Kuala, NAD (Nanggroe Aceh Darussalam), tersebut sedang berada di Jakarta. Pria berkumis melintang dengan sorot mata tajam itu menjadi salah seorang instruktur pelatihan investigasi yang diprakarsai Yayasan Pantau. Jawa Pos menjadi salah satu peserta.

Otto tampil santai dengan celana jins dan baju lengan pendek tanpa dimasukkan ke pinggang. Dengan cekatan dia menulis bagan-bagan grafis di whiteboard soal tip dan trik investigasi. "Menekuni ilmu investigasi itu harus total. Agar lancar, kita harus berkawan dengan semua pihak. Saat itu dengan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) saya baik, dengan intel tentara juga baik," jelasnya.

Ayah lima anak dari pernikahannya dengan Dyah Rahmani Purnomowati itu terjun ke Aceh dengan LSM yang didirikannya, Cordova, pada 1990. Otto juga ikut mendirikan Imparsial bersama almarhum Munir, pejuang HAM. Karena kedekatannya dengan GAM, termasuk sempat mendirikan Komite Independen Pemilu, dirinya dipetakan sebagai "musuh" oleh TNI. "Saya tahu itu, tapi tetap jalan saja," katanya.

Selama puluhan tahun Otto Syamsuddin Ishak akrab dengan tubuh terluka, diintimidasi, diculik, bahkan hampir mati. Tapi, itu sama sekali tak menggoyahkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News