P2G Menilai Sekolah Jam 5 Pagi di NTT Tanpa Kajian Akademis

P2G Menilai Sekolah Jam 5 Pagi di NTT Tanpa Kajian Akademis
Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim. (ANTARA/HO- Dokumentasi Pribadi)

"Mestinya kebijakan pendidikan pemprov fokus saja pada masalah yang esensial dan pokok di atas. Bisa dikatakan Pemprov NTT menggaruk yang tidak gatal," tutur Satriwan.

Masuk sekolah jam 5 pagi di Kupang sepertinya akan menjadi kebijakan sekolah terpagi di dunia yang mungkin bakal ditertawakan oleh komunitas pendidikan internasional.

Selain itu, kebijakan tersebut sangat tidak ramah anak, orang tua, dan guru. Kalau masuk pukul 5 pagi, pasti bangunnya pukul 04.00, bahkan bisa saja pukul 03.00 pagi jika jarak antara sekolah, rumah jauh.

Belum lagi masih banyak siswa yang harus berjalan kaki menuju sekolah yang jauh. Sementara guru-gurunya tidak mungkin datang pukul 5 pagi, tetapi harus lebih awal lagi.

Persoalan juga bakal dihadapi siswa dari wilayah yang minim sarana transportasi umum atau akses jalan yang sulit diakses termasuk minim penerangan lampu jalan.

"Artinya, pemprov tidak mempertimbangkan kebijakan tersebut dengan landasan kajian secara geografis dan transportasi publik," ucap Wilfridus, Ketua P2G Provinsi NTT. (esy/jpnn)


Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim menilai sekolah jam 5 pagi di NTT tanpa kajian akademis, tetapi sebuah kebijakan yang dipaksakan.


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News