P2G: Tujuan Utama PPDB Mulai Melenceng dari Relnya

P2G: Tujuan Utama PPDB Mulai Melenceng dari Relnya
Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim. (ANTARA/HO- Dokumentasi Pribadi)

Sebagai contoh di DKI Jakarta, jumlah calon peserta didik baru (CPDB) 2023 jenjang SMP/MTs adalah 149.530 siswa, sedangkan total daya tampung hanya 71.489 atau sekitar 47,81 persen.

"Implikasinya adalah dipastikan tidak semua calon siswa dapat diterima di sekolah negeri sehingga swasta menjadi pilihan terakhir,” kata Satriwan.

Permasalahan berikutnya adalah adanya sekolah yang kekurangan siswa karena sepi peminat, mengingat di beberapa daerah jumlah calon siswa yang sedikit, namun jumlah sekolah negeri banyak dan berdekatan.

Kasus tersebut di antaranya terjadi di Batang, yaitu ada 21 SMP negeri kekurangan siswa pada PPDB 2022. Kemudian, di Jepara tercatat 12 SMP negeri masih kekurangan siswa.

Kepala Bidang Litbang Pendidikan P2G Feriansyah menuturkan persoalan ini berdampak serius terhadap guru, yakni bisa tidak mendapat tunjangan profesi guru karena kekurangan jam mengajar 24 jam per minggu.

"Solusi sekolah kekurangan murid adalah pemda hendaknya menggabungkan sekolah negeri serta memperbaiki akses infrastruktur dan transportasi menuju sekolah," katanya.

Permasalahan dalam PPDB yang juga sering muncul adalah praktik jual beli kursi, pungutan liar, dan siswa titipan dari pihak tertentu,  seperti di Bali, Bengkulu, Tangerang, Bandung, dan Depok.

Permasalahan lainnya, yaitu adanya anak yang berasal dari keluarga tidak mampu (jalur afirmasi) dan anak dalam satu zonasi yang tidak dapat tertampung di sekolah negeri.

P2G meminta Kemendikbudrsitek mengevaluasi sistem seleksi PPDB. P2G menilai tujaun utama PPDB sudah mulai melenceng dari relnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News