Pahit Kopi

Oleh Dahlan Iskan

Pahit Kopi
Dahlan Iskan.

Selesai.

Selesai?

Siddharta memang berkirim email. Beberapa hari sebelum bunuh diri. Ditujukan kepada semua direksi dan manajernya.

Isinya sangat mengharukan. "Saya sudah tidak kuat menghadapi tekanan ini," tulis Siddharta. "Terutama dari lembaga keuangan," tambahnya.

Kata 'tidak kuat lagi' itu memang mengharukan. Namun tidak ada yang menerjemahkan sebagai pamitan bunuh diri.

Banyak yang menduga Siddharta 'hanya' akan mengundurkan diri. Sebagai CEO. Digantikan oleh orang yang ditugasi oleh pemilik dana.

Mungkin juga Siddharta akan kehilangan saham. Akibat tekanan yang bikin ia tidak kuat lagi itu. Tapi tidak ada yang menduga sampai sejauh bunuh diri.

"Semua ini kesalahan saya pribadi," tulis Siddharta dalam email itu. "Tidak ada orang lain yang salah. Tidak satu pun direksi atau manajer ikut salah. Ini tanggung jawab saya semua. Sendiri," tulisnya.

Siddharta kelihatan akan membawa seluruh kekeruhan perusahaan di punggungnya. Untuk diajak terjun bersama. Ke sungai besar yang lagi banjir. Yang airnya juga lagi sekeruh persoalan perusahaannya.

Siddharta telah bikin sejarah dalam hidupnya: mengalahkan perusahaan global -- Starbucks. Bersejarah karena pernah bisa menjual kopi 1,8 miliar gelas setahun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News