Pahlawan Mochtar

Pahlawan Mochtar
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Padahal, sebelum itu, perundingan perbatasan tersebut sangat seret. Rumit. Diwarnai kepentingan ekonomi: ada sumber minyak di laut antara Indonesia dan Australia itu.

Indonesia akhirnya memenangi perundingan itu. Indonesia pun mendapat separo ladang minyak itu –yang setelah Timtim merdeka menjadi bagian Timor Leste.

Saya tidak habis pikir: bagaimana bisa seorang pribumi seperti Pak Mochtar, di tahun 1955, sudah bisa lulus S-2 dari Yale University, Amerika Serikat.

Untuk ilmu hukum. Berarti di tahun 1953 beliau sudah lulus sarjana hukum Universitas Indonesia (UI).

Keluarga jenis apakah beliau? Kok begitu mementingkan pendidikan?

“Generasi kakak saya itu memang istimewa," ujar Sarwono Kusumaatmadja, adik kandung pak Mochtar.

"Kakak saya itu bergabung ke tentara pelajar. Namun, sekolahnya kok bisa selesai tepat waktu," ujar Sarwono yang juga pernah menjadi menteri di zaman Pak Harto dan di zaman Gus Dur.

Sarwono adalah politikus besar: Sekjen Golkar yang sangat legendaris. Golkar, tetapi kritis. Kritis, tetapi Golkar.

Boleh dikata, beliaulah yang berhasil membuat luas wilayah Indonesia menjadi dua kali lipat. Tanpa perang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News