Pahlawan Poeple Power itu Telah Pergi
Minggu, 02 Agustus 2009 – 07:51 WIB
PM Jepang Taro Aso memuji kontribusinya dalam meningkatkan hubungan di antara kedua negara. PM Thailand Abhisit Vejjajiva juga menyatakan pujian atas sumbangan Cory Aquino atas perdamaian dan pembangunan demokrasi di Filipina. Duka cita juga dikirimkan Kementerian Luar Negeri Singapura.
Cory Aquino merupakan ikon demokrasi yang menumbangkan pemerintahan diktator Ferdinand Marcos dan memerangi tujuh kali upaya kudeta di Filipina. Memimpin Filipina pada 1986-1992, dia bukan hanya menjadi presiden perempuan pertama di negaranya. Tetapi, juga presiden perempuan pertama di Asia.
Setelah tak lagi menjabat presiden, Cory tetap aktif di dunia politik. Pada Januari 2001, dia memainkan peran aktif dalam revolusi EDSA (People Power) kedua yang menumbangkan Presiden Joseph Estrada dan mendukung Gloria Macapagal Arroyo sebagai presiden.
Tapi, hubungan Cory-Arroyo akhirnya renggang. Pada 2005 Cory Aquino mengecam Arroyo karena menuduh curang dalam pemilihan presiden (pilpres) pada 2004. Cory ikut serta dalam demonstrasi masal menentang pemerintahan Arroyo dan mendesaknya mundur dari presiden. (AFP/AP/Rtr/dwi)
MANILA - Rakyat Filipina berduka cita. Mantan Presiden Corazon "Cory" Aquino, 76, meninggal dunia kemarin (1/8) setelah berjuang melawan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Alhamdulillah, Israel dan AS Pastikan 160 Ribu Bahan Bakar Telah Terkirim ke Gaza
- Soal IUU Fishing, RI Tidak Perlu Berkompromi dengan Vietnam
- Jemaah Islamiyah Kembali Berulah, Dua Polisi Malaysia Tewas di Markas
- Tahan Bantuan untuk Israel, Joe Biden 'Dihajar' DPR Amerika
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara
- Indonesia Mengutuk Keras Aksi Biadab Warga Sipil Israel di Perbatasan Gaza