Pak Harto Anak Pak Karto (1)

Pak Harto Anak Pak Karto (1)
Candi Borobudur dari kejauhan. Sekira 37 km dari candi ini, Soeharto, presiden kedua Indonesia dilahirkan. Foto: Dok.JPNN.com.

Dia seorang ulu-ulu, pegawai desa yang bertugas mengurus pembagian air dan pengairan sawah. 

Ulu-ulu atau jogotirto adalah satu dari tiga orang pembantu lurah. Dua pembantu lainnya carik sebagai juru tulis dan jogoboyo atau kebayan sebagai polisi desa.

Dukun Beranak

Suara bayi laki-laki itu pertama terdengar di Kampung Kemusu, Yogyakarta. Dari Candi Borobudur yang terkenal itu, jaraknya sekira 37 km.

Tak ada suara geledek mengiringi tangis pertamanya. Tak pula disusul letusan gunung. 

Kedatangan Pak Karto disambut seorang perempuan tua, yang tak lain ibunya, yang baru saja membantu proses kelahiran anak lelakinya. 

Ya, ibu Pak Karto seorang dukun beranak. 

Tak keruan bahagianya hati Pak Karto mengetahui anaknya laki-laki. Ini memang yang diharapkan. Bayi itu diberi nama Soeharto.  

PAK Karto tak muluk-muluk. Harapannya yang paling besar, kelak anak lelakinya itu mewarisi pekerjaannya sebagai ulu-ulu kampung alias pembantu lurah! Siapa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News