Pak Harto

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Pak Harto
Pembacaan Al-Qur'an dan doa dalam acara peringatan 100 tahun Soeharto di Mesjid Agung At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah, Selasa (8/6). Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

Soekarno dengan kecerdasan intelektualnya yang tinggi dan kemampuan orasinya yang hebat, mampu merumuskan Pancasila menjadi dasar negara dan filosofi berbangsa.

Dengan pemahamannya yang luas terhadap khazanah ideologi-ideologi dunia Soekarno berhasil merumuskan Pancasila menjadi dasar negara yang khas Indonesia.

Dengan kemampuan orasi dan negosiasi politik yang tinggi Bung Karno menyatukan berbagai kekuatan yang terpecah untuk bersatu menjadi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Dengan keterampilan politik yang tinggi Bung Karno memimpin BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), menyeimbangkan keanggotaannya dari unsur-unsur nasionalis dan agama, dan bernegosiasi dengan penjajah Jepang.

Yudi Latief dalam "Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila" (2015) menyatakan bahwa Pancasila adalah karya monumental bangsa Indonesia, dan Sukarno memainkan peran instrumental dalam perumusannya.

Pancasila adalah rumusan eklektik dari berbagai ideologi yang berkembang di dunia dan kemudian diadopsi untuk disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Bung Karno bukan satu-satunya tokoh yang membuat rumusan Pancasila.

Muhammad Yamin juga membuat rumusan yang kurang lebih sama-sama. Tokoh-tokoh Islam juga memberikan kontribusi yang sangat penting dalam perumusan Pancasila.

Mr. Soepomo yang mengusulkan dasar negara integralistik harus berdebat dengan Mohamad Hatta yang mengusulkan demokrasi.

Masa pemerintahan Orde Baru yang dipimpinnya selama 32 tahun berhasil mengangkat ekonomi Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News