Pak Jokowi, Haruskah Orang Papua Mengubah Rambut dan Kulit?

Pak Jokowi, Haruskah Orang Papua Mengubah Rambut dan Kulit?
Dewan Gereja Papua Papua; Benny Giyai, Andrikus Mofu, Dorman Wandikbo, Socrates Sofian Yoman saat jumpa pers di kantor Sinode Kingmi Papua. Kamis, (8/10). Foto: Noel/Ceposonline

Selain itu, Dewan Gereja juga menolak tim gabungan pencari fakta (TGPF) atas kasus penembakan Pdt. Yeremias Zanambani di Intan Jaya yang dibentuk oleh Menko Polhukam Mahfud MD.

Mereka menilai tim tersebut tidak independen dan meragukan tim dari pemerintah pusat bisa menyelesaikan masalah.

"Tim bentuk tim, masalah tidak akan selesai, kami jelas menolak tim itu,” katanya.

Hal serupa dikatakan Pendeta Andrikus Mofu. Menurutnya, Dewan Gereja Papua melihat tim tersebut tidak independen karena beranggotakan aparat keamanan, pemerintah serta satuan militer sehingga tidak akan mengungkapkan peristiwa tersebut secara utuh, adil dan transparan berdasarkan fakta yang dimiliki Dewan Gereja Papua.

“Berdasarkan pengalaman dan fakta-fakta yang pernah terjadi, kami sangat ragu dan tidak yakin bahwa tim pencari fakta yang sedang bekerja ini akan menghasilkan sesuatu yang valid atau sesuatu yang bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.

Dia mengatakan, pemerintah pusat seharusnya membuka ruang kepada pihak lain yang secara independen membentuk tim pencari fakta turun ke lapangan menggali persoalan ini.

"Supaya ke depan betul-betul diperoleh sebuah hasil yang dapat dipertanggungjawabkan,” ujarnya.

Dewan Gereja Papua sangat berharap Jokowi mengambil sikap serius untuk melihat dan juga menangani setiap masalah yang terjadi di tanah Papua.

Dewan Gereja Papua sangat berharap Jokowi mengambil sikap serius menangani masalah di tanah Papua.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News