Pak Jokowi...Jika Laut adalah Tubuh, Sungai Tulang Rusuknya

Pak Jokowi...Jika Laut adalah Tubuh, Sungai Tulang Rusuknya
Sungai Batang Arau, Muaro Padang, Sumatera Barat. Foto: Wenri Wanhar/JPNN

jpnn.com - DI PUNCAK malam tadi, menjelang dini hari 20 Oktober 2018, Istana melansir Laporan 4 Tahun Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla. Dari 147 halaman, hanya 6 lembar paparan capaian di ranah kemaritiman. Padahal, rezim ini menggadang-gadang Indonesia poros maritim dunia.

Ratna Dewi - Peneliti Society of Indonesian Maritime Affair (SIMA)

Ada harapan ketika rezim poros maritim Jokowi JK--yang hari ini genap berusia empat tahun--baru saja berkuasa.

Pada malam kemenangan, Selasa 22 Juli 2014 lalu, disaksikan laut Sunda Kelapa dan segenap Indonesia Raya, digeladak kapal pinisi Hati Buana Setia, Presiden RI terpilih didampingi wakilnya, mengumumkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Malam itu, Presiden Jokowi berkali-kali menyebut samudera adalah lokus masa depan bangsa, di mana kejayaan yang hilang harus berpulang.

Penuh harapan. Sayang, baik dalam pidato kemenangan, hingga laporan kerja empat tahunan, tak sekali pun disebut muasal yang memberi hidup pada sang samudera; yaitu sungai.

Bukankah leluhur Indonesia berjaya sebagai bangsa pelaut pada masa sungai-sungai adalah jalan raya?

Bukankah sungai adalah tulang rusuk peradaban maritim?

Bukankah leluhur Indonesia berjaya sebagai bangsa pelaut pada masa sungai-sungai adalah jalan raya?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News