Pak Jokowi...Jika Laut adalah Tubuh, Sungai Tulang Rusuknya
Sebagai kementerian koordinator, ia hendaknya mampu mengkoordinir lembaga-lembaga terkait untuk mengedepankan cara pandang holistik yang mampu mereorganisasi kebijakan dan alam berfikir pengelolaan sungai.
Tata kelola sungai harus jadi bagian dari ranah perhubungan laut dan bukan perhubungan darat sebagaimana hari ini ia ditempatkan.
Negara dibantu pemerintah daerah, harus serius mereakurasi data basenya.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut Indonesia memiliki lebih dari 1000 sungai besar dan kecil.
Pemkot Banjarmasin saja merilis jumlah sungai dan anak sungai di daerah itu mencapai angka 195 lokus.
Dengan sendirinya jumlah masyarakat yang hidup dan dihidupi sungai lebih banyak dari mereka yang memiliki akses terhadap lautan.
Jumlah ini bahkan jauh lebih banyak, jika saja negara tekun mencatat apa saja yang tumbuh di relung-relung tubuhnya.
Yang sayangnya, sejak Anderson melansir buku Mission to East Coast Sumatera pada 1971 yang memaparkan peta sungai di Sumatera, data tentang sungai abai di kelola negara.
Pemerintah dan lembaga ilmu pengetahuan melihat jalan raya dan infrastruktur daratan sebagai pranata yang jauh lebih penting dalam rangka tubuh pembangunan Indonesia.
Bukankah leluhur Indonesia berjaya sebagai bangsa pelaut pada masa sungai-sungai adalah jalan raya?
- Alam Ganjar Sambangi Keraton Surakarta Hadiningrat Untuk Belajar Sejarah
- Sejarah Ponpes Lirboyo yang Menyatakan Dukungan kepada Anies-Muhaimin
- Datangi Rumah Sejarah di Rengasdengklok, Ganjar Ingin Menularkan Semangat Perjuangan
- Lestari Moerdijat Sampaikan Pentingnya Pembelajaran yang Memperkuat Akar Sejarah
- Mampukah Indonesia Menerapkan Konsep Blue Economy? Begini Penjelasan Pengamat Maritim
- Anies Prihatin Rumah Rengasdengklok Tak Diberi Bantuan Pemerintah