Pak SBY Beber Kiatnya Pilih Cawapres di 2 Pilpres

Pak SBY Beber Kiatnya Pilih Cawapres di 2 Pilpres
Susilo Bambang Yudhoyono. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan, semua partai politik tentu menginginkan kader terbaiknya bisa menjadi presiden atau wakil presiden. Namun, keinginan saja tidak cukup karena harus dibarengi kalkulasi cermat.

Menurut SBY, harus ada hitung-hitungan matang tentang figur yang akan diusung di pemilu presiden (pilpres). “Harus dilihat elektabilitasnya,” tegas SBY dalam video yang diunggah ke akunnya di Facebook, Jumat (30/3).

Bahkan, kata SBY,  dengan presidential threshold (PT) di Undang-undang Pemilu yang dipatok pada angka 20 persen maka partai politik yang ada di Indonesia saat ini harus berkoalisi untuk bisa mengusung duet capres-cawapres. Karena itu upaya mengusung capres-cawapres tidak bisa hanya dengan memasang foto kandidat di billboard atau baliho di mana-mana.

“Tentu Demokrat tidak seperti itu,” katanya.  “Kami hitung dengan saksamalah kalau ingin mengajukan siapa yang akan mungkin menjadi calon presiden atau calon wakil presiden.”

Presiden RI dua periode itu lantas menjelaskan pengalamannya ketika memutuskan memilih Jusuf Kalla pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004 dan Boediono pada Pilpres 2009. SBY mengatakan pilihannya menggandeng JK ataupun Boediono merupakan langkah tepat.

“Allah izinkan pasangan kami berhasil menjadi presiden dan wakil presiden. Berarti pilihan saya dulu tidak keliru,”  ungkap SBY.

Menteri koordinator politik, hukum dan keamanan di era Presiden Megawati Soekarnoputri itu menambahkan, serang capres dalam memilih calon cawapres harus melihat integritas, kapasitas, dan juga kecocokan. Selain itu, yang perlu dicermati adalah peluang untuk menang.

“Jangan keliru memilih pasangan yang salah kemudian tidak berhasil. Itu yang saya jadikan patokan dulu,” kata SBY.

SBY menyatakan, harus ada hitung-hitungan matang tentang figur yang akan diusung di pemilu presiden (pilpres). Terlebih, partai pengusung harus berkoalisi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News