Pakaian Anak Kembar tak Harus Sama

Pakaian Anak Kembar tak Harus Sama
Foto Ilustrasi: Dite Surendra/Jawa Pos/JPNN.com

jpnn.com - Berpakaian sama, sepatu dengan warna persis, dan berjalan selalu berdekatan. Itulah pemandangan menggemaskan saat melihat anak kembar. Sebagian besar orang tua mempersiapkan segala hal tersebut sejak bayi masih di dalam kandungan.

Secara fisik, anak kembar memang memiliki bentuk tubuh dan wajah yang hampir sama. Hanya ada pembeda tipis. Misalnya, lesung pipi, rambut, dan tahi lalat. Meski demikian, orang tua tidak harus ’’memaksakan’’ agar kedua anak kembarnya selalu berpenampilan sama.

Eli Prasetyo MPsi menjelaskan, meski memiliki fisik yang hampir sama, anak kembar adalah dua pribadi yang berbeda. Mereka lahir dalam waktu hampir sama, namun tetap saja sebagai dua individu yang berbeda. Mereka memiliki kebutuhan masing-masing. Ada saatnya sama, ada saatnya pula mereka berbeda.

Orang tua wajib memperhatikan dan memberikan support sesuai kebutuhan masing-masing. Misalnya, kata Eli, satu membutuhkan sepatu, yang lain membutuhkan baju. Orang tua tetap wajib membelikan segala keperluan mereka berdua, tetapi tidak harus disamakan.

’’Tidak mungkin kan. Yang satu butuh A, yang lain butuh B, namun dibelikan A dua-duanya. Satu jadi korban,’’ ungkap dosen Fakultas Psikologi Universitas Kristen Widya Mandala Surabaya tersebut.

Pembedaan itu lebih baik dilakukan orang tua sejak dini. Tidak perlu langsung, hal tersebut dapat berlangsung secara bertahap dan pelan-pelan. Anak kembar dikaruniai sebuah ’’koneksi’’ yang kuat satu sama lain. Jalinan itu dianggap lebih besar apabila dibandingkan dengan hubungan antara kakak dan adik dalam satu keluarga. Hal itulah yang sering menjadi tantangan orang tua untuk memisahkan dua anak kembar.

Pada dasarnya, sifat anak terbentuk dari kebiasaan. Jika orang tua membiasakan anak kembarnya melakukan segala sesuatu tidak selalu sama, kebiasaan tersebut akan tertanam di benak mereka. Dengan demikian, dapat tercipta dua sosok individu yang mandiri atau tidak saling ketergantungan satu sama lain. Manfaat positif lain, mereka menjadi pribadi yang percaya diri dalam mengambil keputusan.

Hal tersebut dapat dibentuk sejak dini. Dosen 32 tahun itu memberikan contoh. Saat anak sudah memilih baju sendiri atau sekitar usia dua tahun, orang tua wajib memberikan kebebasan.

Berpakaian sama, sepatu dengan warna persis, dan berjalan selalu berdekatan. Itulah pemandangan menggemaskan saat melihat anak kembar. Sebagian besar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News