Pakar Australia Prediksi Presiden Jokowi Bakal Kesulitan Menarik Investasi Tiongkok ke Indonesia

Pakar Australia Prediksi Presiden Jokowi Bakal Kesulitan Menarik Investasi Tiongkok ke Indonesia
Di era pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Scott Morrison, tercapai keseakatan perdagangan bebas kedua negara, namun sejauh ini belum menunjukkan hasil maksimal. (Istimewa)

"Jadi pasti sangat sulit bagi pemerintah Indonesia untuk menjalin kerjasama dengan negara Komunis terkuat di dunia saat ini," urai Profesor Lindsey.

Ia mengatakan, bagi orang Indonesia, Tiongkok dilihat sebagai ancaman, terkait dengan ambisinya di Laut Tiongkok Selatan, campur tangan mereka di perairan Natuna, kapal-kapal penangkap ikan mereka yang beroperasi di zona ekonomi Indonesia.

"Jadi bagi Presiden Jokowi ini tugas yang amat sangat berat, antara mencoba menarik investasi dari Tiongkok dan mengatasi sentimen anti Tiongkok dari masyarakat di sisi lain," jelas Profesor Lindsey.

Menurutnya, hampir mustahil bagi seorang pemimpin Indonesia untuk secara terang-terangan memihak kepada Tiongkok.

"Secara politik, hal ini akan sangat berbahaya bagi seorang pemimpin Indonesia," jelasnya.

Australia enggan berinvestasi di Indonesia

Menanggapi soal perdagangan bebas antara Indonesia dan Australia yang mulai berlaku pada Juli 2020 di tengah situasi pandemi, Profesor Lindsey mengatakan masalah utamanya terletak pada keengganan Australia untuk berinvestasi di Indonesia.

"Alasan utamanya yaitu karena Indonesia sebagai tujuan investasi masih sangat koruptif," katanya.

Menurut dia, Indonesia telah melakukan reformasi untuk mempermudah investasi namun hambatan-hambatan yang rumit masih tetap terjadi.

Tiongkok telah memanfaatkan pandemi COVID-19 untuk memperkuat hubungan dengan Indonesia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News