Pakar Duga Pemeriksaan Airlangga Pesanan Orang Dekat Istana

jpnn.com, JAKARTA - Pemanggilan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait kasus dugaan korupsi terkait perizinan ekspor CPO dinilai sarat kepentingan politik.
Pengamat politik UIN Sjech Djamil Djambek Heru Permana Putra melihat ada upaya sistematik untuk menjegal ketua umum Golkar itu menjelang Pemilu 2024.
"Airlangga Hartarto memiliki political value makin kuat jelang Pilpres 2024. Menurut saya kasus ini sarat kepentingan ekonomi-politik yang dilakukan oleh faksi-faksi yang memposisikan diri seolah dekat dengan istana," ungkap Heru saat dihubungi Kamis (27/7).
Menurut Heru, Golkar sebagai partai besar sepatutnya mengusung kader sendiri sebagai calon presiden atau calon wakil presiden.
Airlangga tentunya adalah yang paling berpeluang jadi sosok itu.
Dia juga diberikan mandat untuk menentukan capres, cawapres dan koalisi untuk Partai Golkar.
"Analisis kami, lawan-lawan politiknya mencoba menghentikan Airlangga dan merebut kepemimpinan partai dengan upaya pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus CPO ini,” ujar Heru.
Heru mempertanyakan dugaan keterlibatan Airlangga Hartarto dalam kasus tersebut yang kesannya sangat dipaksakan.
Pemanggilan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kental aroma politisasi hukum
- Nota Kesepahaman Dewan Pers dan Kejagung Perlu Diperpanjang
- KPK Periksa Mantan Direktur LPEI Terkait Kasus Korupsi Fasilitas Kredit
- 4 Tersangka Judi Online Situs agen138 Segera Disidang
- Idrus Marham: Pembangunan Berjalan Sukses, Rakyat Ingin Prabowo Kembali Jabat Presiden RI
- Usut Kasus Dugaan Korupsi di Dinas PU Mempawah, KPK Sudah Tetapkan 3 Tersangka
- Ray Rangkuti Kritik Kinerja KPK, Kasus Hasto Dikejar, Tetapi Bobby Diundang Koordinasi