Pakar Ekonomi Sebut Bisnis Air Minum Harus Ditata Ulang

Pakar Ekonomi Sebut Bisnis Air Minum Harus Ditata Ulang
Pakar Ekonomi Sebut Bisnis Air Minum Harus Ditata Ulang Foto: JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pakar ekonomi dan bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Tjahjanto Budisatrio mengatakan bahwa pasar air minum dalam kemasan (AMDK) galon polikarbonat (PC) sudah saatnya ditata ulang.

Hal itu karena sistem yang dibangun lebih banyak merugikan konsumen. Jutaan galon dibeli putus, tak ada jaminan bisa ditukar baru atau diuangkan kembali.

"Bisnis AMDK galon di Indonesia sangat tidak sehat dan merugikan kosumen," kata Tjahjanto Budisatrio di Jakarta, belum lama ini.

Menurutnya sistem ketergantungan yang sengaja dibangun untuk mengikat konsumen ini justru membuat pengusaha tidak akan rugi.

Pasalnya, konsumen yang sudah beli galon bekas pakai bakal terikat dan bergantung karena galon yang sudah dibeli tak bisa ditukar dengan galon merek lain.

"Faktanya, uang yang sudah tertanam tersebut sudah menjadi keuntungan tersendiri bagi produsen. Konsumen sudah bayar di muka, kenyataannya yang didapatkan bukan galon baru, tetapi galon lama,” katanya.

Tambahan keuntungan yang didapatkan produsen AMDK galon juga bisa didapat dari sisi lain. Misalnya, kata dia, saat beli galon perdana pada 2022 senilai Rp 55 ribu, tetapi pada saat menukar lagi bisa jadi dapat yang diproduksi pada 2004 yang pada tahun itu harganya hanya berkisar Rp 30 ribu.

"Bisa dibilang, sistem ini merugikan konsumen. Belum ada orang yang bicara soal ini, karena banyak yang belum sadar," ujarnya.

Pakar ekonomi menyebut bisnis air minum kemasan di Indonesia harus ditata ulang agar tidak merugikan konsumen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News