Pakar Ilmu Kesehatan Bilang Begini Soal Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan

Pakar Ilmu Kesehatan Bilang Begini Soal Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan
Ilustrasi - Sejumlah penonton membawa rekannya yang pingsan akibat sesak napas terkena gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan saat kericuhan setelah pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/pras.

"Dampak akan tergantung dari apakah paparan ada di ruang tertutup atau ruang terbuka, demikian juga bagaimana aliran udara yang membawa gas beterbangan," katanya.

Sehubungan dengan tragedi di Stadion Kanjuruhan, Guru Besar Paru Universitas Indonesia itu menyampaikan rasa duka mendalam dengan wafatnya para korban seraya mendoakan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa.

"Semua tentu berharap agar jangan sampai ada kejadian serupa lagi, jangan di Indonesia dan jangan pula di mana pun di dunia ini," katanya.

Sementara itu, berdasarkan hasil rekapitulasi jumlah korban tragedi Kanjuruhan yang dilaporkan Kemenkes RI hingga Minggu (2/10) pukul 14.53 WIB, pasien dengan luka ringan hingga sedang 253 orang dan luka berat 31 orang.

Jumlah korban meninggal dunia yang dilaporkan dari Dinas Kesehatan Kota Malang sebanyak 131 jiwa, sementara menurut Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo 125 orang.

Rekapitulasi laporan tersebut disampaikan dari 25 fasilitas pelayanan kesehatan yang menangani korban di wilayah setempat.

Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang berlangsung setelah pertandingan antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya berakhir dengan skor 2-3.

Kejadian itu masih dalam proses penyelidikan pihak kepolisian dan pihak terkait. (Antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Pakar ilmu kesehatan dari Universitas YARSI bilang begini soal gas air mata di tragedi Kanjuruhan.


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News