Pakar Ilmu Kesehatan Bilang Begini Soal Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan

Pakar Ilmu Kesehatan Bilang Begini Soal Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan
Ilustrasi - Sejumlah penonton membawa rekannya yang pingsan akibat sesak napas terkena gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan saat kericuhan setelah pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/pras.

jpnn.com - JAKARTA - Pakar Ilmu Kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama angkat bicara terkait penggunaan gas air mata pada tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/10) kemarin.

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI ini mengajak semua pihak tidak buru-buru menyimpulkan banyaknya korban jiwa karena penggunaan gas air mata.

"Akan baik ditunggu hasil analisis mendalam tentang sebab kematian para korban, yang mungkin beberapa faktor saling memengaruhi," ujar Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Senin (3/10).

Dia mengatakan gas air mata yang menyeruak di sekitar area tribun penonton saat berlangsungnya kejadian belum tentu menjadi penyebab kematian korban.

"Poin tentang kemungkinan dampak gas air mata sebagaimana saya sampaikan, walaupun memang belum tentu hal ini yang jadi penyebab kematian."

"Pengaruh paparan gas air mata pada manusia ditentukan oleh seberapa besar dosis gas yang mengontaminasi seseorang."

"Makin besar paparannya tentu akan makin buruk akibatnya," kata Tjandra.

Selain itu, dampak pada kesehatan juga akan tergantung dari kepekaan seseorang terhadap bahan di gas tersebut, serta kemungkinan ada gangguan kesehatan tertentu pada mereka yang terpapar.

Pakar ilmu kesehatan dari Universitas YARSI bilang begini soal gas air mata di tragedi Kanjuruhan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News