Pakar: Jadwal Pilpres Hasilkan Presiden Bebek Lumpuh, Potensi Krisis Besar
jpnn.com, JAKARTA - Cendekiawan muslim Prof Azyumardi Azra menyatakan jeda waktu dari pemilihan presiden hingga pelantikan yang sampai delapan bulan akan menciptakan keunikan dalam sistem pemerintahan.
Keanehan itu adalah Indonesia seakan memiliki dua presiden, yakni petahana, dan presiden terpilih hasil pilpres.
Dalam situasi itu, kata Azyumardi, presiden yang sedang menjabat tak ubahnya seperti lame duck atau bebek lumpuh.
Hal itu disampaikan Azyumardi dalam Webinar Moya Institute bertajuk Pemisahan Pilpres Dengan Pileg: Tinjauan Strategis, pada Jumat 24 Juni 2024.
"Yang dimaksud di sini sebagai bebek lumpuh, adalah Presiden yang sedang menjabat tak bisa lagi mengeluarkan kebijakan yang efektif dan strategis, karena sudah ada presiden dan wakil presiden baru, meskipun belum dilantik," papar Azyumardi.
Apalagi, lanjut Azyumardi, apabila hasil pemilu digugat dan pasangan terpilih tetap dinyatakan sebagai pemenang oleh MK, maka legitimasi mereka jadi bertambah kuat. Sebaliknya, untuk presiden yang sedang menjabat, akan semakin menjadi bebek lumpuh.
Situasi semacam itu, lanjut Azyumardi, akan mengakibatkan kevakuman pemerintahan selama delapan bulan. Atau bisa juga terjadi disorientasi pemerintahan.
Namun, Azyumardi menyadari, keputusan ini susah diubah. Sehingga hal ini menjadi pelajaran penting bagi para anggota parlemen hasil Pileg 2024.
Dalam situasi itu, kata Azyumardi, presiden yang sedang menjabat tak ubahnya seperti lame duck atau bebek lumpuh
- Prabowo Melarang Pendukungnya Berdemonstrasi di MK, Pengamat: Sudah Tepat
- JDI Pro-Gibran Desak MK Sahkan Keputusan KPU Terkait Pemenang Pilpres 2024
- Prabowo Minta Para Pendukungnya Tak Lakukan Aksi Damai di MK
- Sengketa Pemilu: Menkeu Sri Mulyani Dianggap Membohongi Publik dan Hakim MK
- Jadi Amicus Curiae Sengketa Pilpres, Arief Poyuono Bakal Sampaikan Ini ke MK
- Amicus Curiae Megawati ke MK Bisa Tak Diterima, Ini Penyebabnya