Pakar Sosiologi Unair Komentari Penangkapan Penendang Sesajen di Gunung Semeru, Begini Katanya

Pakar Sosiologi Unair Komentari Penangkapan Penendang Sesajen di Gunung Semeru, Begini Katanya
Pakar Sosiologi Universitas Airlangga (Unair) Prof Bagong Suyanto mengomentari kasus pembuangan sesajen di Gunung Semeru. Foto: Dok. Pribadi Prof Bagong

jpnn.com, SURABAYA - Pakar Sosiologi Universitas Airlangga (Unair), Prof Bagong Suyanto memberikan pandangannya terkait penangkapan Hadfana Firdaus, penendang sesajen di Gunung Semeru.

Menurutnya, bangsa Indonesia perlu belajar memaafkan dan memahami orang yang tidak mengerti. Oleh sebab itu, dia tidak setuju penendang sesajen tersebut ditangkap dan ditahan pihak kepolisian.

“Tidak perlu memperpanjang masalah sampai ke ranah hukum. Kita bisa menyelesaikannya dengan cara kekeluargaan,” kata Bagong tertulis sebagaimana dilansir jatim.jpnn.com, Selasa (18/1).

Dosen Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair itu menilai ketika pelaku sudah meminta maaf, permasalahan tersebut seharusnya sudah selesai.

“Menurut informasi yang saya dapat juga, pelaku (pembuangan sesajen, red) tidak berasal dari Lumajang sehingga tidak mengetahui adat istiadat setempat,” ujarnya.

Meski tak setuju dengan penahanan terhadap Hadfana, Dekan FISIP Unair itu tetap tak membenarkan perbuatan pelaku. Indonesia merupakan bangsa multikulturalisme sehingga setiap orang perlu menghargai perbedaan.

“HF, kan, orang luar daerah yang datang ke komunitas lokal maka dia harus berempati dan belajar memahami perbedaan,” tegasnya.

Menurutnya, Hadfana tak bisa membenarkan tindakannya dan menganggap hal lain salah karena akan ada kelompok lain yang tersinggung.

Pakar Sosiologi Universitas Airlangga (Unair), Prof Bagong Suyanto memberikan pandangannya terkait penangkapan Hadfana Firdaus, penendang sesajen di Gunung Semeru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News