Palestina Terus Menderita, Dukungan Amerika Tak Ada Dampaknya

Palestina Terus Menderita, Dukungan Amerika Tak Ada Dampaknya
Aksi Bela Palestina. Foto: Ricardo/dok.JPNN.com

jpnn.com, JERUSALEM - Harapan akan sebuah penyelesaian damai yang langgeng dengan terbentuknya negara Palestina tampaknya tidak akan terwujud dalam waktu dekat.

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett belum lama ini diberitakan oleh media bahwa dia menyepelekan gagasan tentang langkah menuju negosiasi baru perdamaian dengan Palestina setelah pertemuan tingkat tertinggi Israel-Palestina berlangsung dalam beberapa tahun.

Para pengamat politik tentu mafhum atas sikap yang ditunjukkan Bennett itu. Isu Palestina di dalam perpolitikan domestik Israel ibarat bola membara, yang jika salah mengelolanya, dampaknya akan menimbulkan keguncangan di pemerintahan, yang tak mustahil berujung pada kejatuhan sang perdana menteri itu sendiri.

Sebelum Bennett mengemukakan sikapnya yang menganggap sepele pembicaraan damai dengan Palestina itu, Menteri Pertahanan Benny Gantz dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas melakukan pertemuan.

Media utama Israel mengutip seorang sumber yang dekat dengan perdana menteri, yang mengatakan pertemuan itu hanya membahas isu-isu rutin. Sumber itu mengatakan, tak ada proses diplomatik dengan masyarakat Palestina, dan tak akan pernah ada.

Namun, pengakuan di pihak Palestina sebagaimana dikemukakan oleh Hussein Al Sheikh, seorang anggota Komite Pusat Fatah pimpinan Abbas, menyebutkan bahwa pembicaraan Abbas dan Gantz tersebut mencakup semua aspek hubungan Palestina dan Israel.

Gantz, yang mengepalai partai tengah, dan Abbas melakukan pertemuan dua hari setelah Bennett bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Washington.

Bennett merupakan seorang politikus ultrakanan yang menolak kenegaraan Palestina. Visi ideologis ini tentu menjadikan ikhtiar menemukan solusi dua negara yang diidamkan elite politik Palestina ibarat menegakkan benang basah. Sedikitnya kiasan ini berlaku selama Bennett menjadi penguasa di pemerintahan.

Harapan akan sebuah penyelesaian damai yang langgeng dengan terbentuknya negara Palestina tampaknya tidak akan terwujud dalam waktu dekat.

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News