PAN dan PKS Harus Mengkapitalisasi Pengkhianatan Gerindra

PAN dan PKS Harus Mengkapitalisasi Pengkhianatan Gerindra
Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto bertemu di Kawasan Mega Kuningan Jakarta, Selasa (24/7/18). FOTO: FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Watch for Democracy (IWD) Endang Tirtana menilai Partai Demokrat telah mengubah peta koalisi oposisi di akhir-akhir batas waktu pengajuan capres-cawapres. Demokrat dalam posisi diuntungkan jika melakukan akad politik dengan Gerindra.

“Ini koalisi alternatif di tengah koalisi yang hampir solid antara Gerindra, PKS dan PAN. Munculnya Demokrat sebagai mitra alternatif tentu sangat stategis bagi Prabowo. Namun tentu ada yang bakal gigit jari, dalam hal ini PKS dan PAN,” kata Endang dalam keterangan persnya, Sabtu (28/7).

Endang tak menyalahkan Gerindra karena mengistimewakan Partai Demokrat ketimbang PKS dan PAN. Pasalnya, bagaimanapun duet Prabowo-AHY itu termasuk yang paling ideal ketimbang dengan nama-nama yang disodorkan PAN atau PKS.

Masih menurut Endang, dirinya melihat posisi saling menguatkan antara Gerindra dan Demokrat. “Gerindra tidak akan kehilangan magnit elektoralnya dengan menggandeng Demokrat, sementara demikian pula sebaliknya Demokrat juga bisa mendongkrak elektabilitasnya akibat kebanyakan berada di posisi netral, apalagi ada AHY sebagai magnet baru,” ujar Endang.

Endang pun menyarankan, PAN dan PKS tidak ambil bagian dalam koalisi Gerindra-Demokrat yang murni hanya pertimbangan pragmatis. Bahkan menafikan kesetiaan PAN dan PKS disamping Gerindra dalam kubu oposisi pemerintah.

Endang menganggap lebih mudah bagi PKS dan PAN untuk bertahan tidak bergabung dalam koalisi baru tersebut. Lebih baik fokus menyiapkan partai untuk pemilu legislatif 2019.

“Dengan menjaga jarak dengan koalisi Gerindra dan Demokrat, PAN dan PKS punya basis ummat yang kuat, mereka bakal mendapat simpati publik karena dianggap konsisten dan tidak ikut-ikutan menjadi pragmatis," terang dia.

"PAN dan PKS bisa dikatakan dalam posisi dikhianati, namun bukankah itu bagus untuk dikapitalisasi oleh PKS dan PAN untuk mendongkrak elektabilitas mereka di Pemilu 2019. Publik juga tau mana loyang mana emas,” pungkas Endang Tirtana. (dil/jpnn)


Direktur Eksekutif Indonesia Watch for Democracy (IWD) Endang Tirtana menyarankan PKS dan PAN tidak ikut dalam koalisi Demokrat - Gerindra


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News