PAN Luar Biasa, Mampu Geser Dominasi Partai Golkar

PAN Luar Biasa, Mampu Geser Dominasi Partai Golkar
Bendera Partai Amanat Nasional (PAN).

Mengapa Golkar bisa kalah? Pengurus partai kini sibuk menganalisis penyebabnya. "Sedang dievaluasi. Kami masih meraba-raba," tukasnya.

Namun, Ananda mencoba optimis. Tahun 2020, Banjarmasin menghadapi Pilkada. Dalam pemilihan wali kota dan wakil wali kota itu, Golkar sudah siap bertarung habis-habisan.

"Tahun 2015, Golkar tak bisa bertarung di Pilkada. Gara-gara problem dualisme kepemimpinan partai. Nah, tahun depan Golkar siap menjadi kontestan," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua DPC PDIP Banjarmasin, Suprayogi enggan menyatakan pemilu telah dimenangi PAN. Dia lebih tertarik membicarakan perolehan suara dan kursi partainya. "Soal PAN, Anda lihat sendiri saja," ujarnya, Jumat (26/4).

PDIP berada di zona aman. Dalam artian, setiap dapil bisa menyumbangkan kursi. Merujuk perhitungan C1 plano internal partai. "Hitung-hitungan kami bisa lima kursi. Artinya aman-aman saja," tambahnya.

Saat ini Suprayogi juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Banjarmasin. "Dibandingkan pemilu 2014, harapan saya bisa menambah suara partai. Karena kalau dituntut menambah kursi, rasa-rasanya kok berat," akunya.

Dampak Pilpres juga jangan dilupakan. Di Banjarmasin, mengacu hasil quick count, pasangan Prabowo-Sandi menang dengan perolehan suara 60,13 persen. Sebagai pengusung pasangan Jokowi-Amin, PDIP tentu turut merasakan imbasnya.

"Ya, kubu 01 kalah. Jelas berdampak bagi PDIP. Tapi di Banjarmasin enggak signifikan. Buktinya, perolehan suara kami tidak anjlok," tegas Suprayogi.

Pemilu 2019 di Banjarmasin menjadi panggung PAN, mampu menggeser dominasi Partai Golkar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News