Panas! Militer Myanmar Tuding ASEAN Dikendalikan Kekuatan Asing

Panas! Militer Myanmar Tuding ASEAN Dikendalikan Kekuatan Asing
Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing tiba di Indonesia pada Sabtu (24/4). Biro Pers Sekretariat Presiden

jpnn.com, NAYPIDAW - Juru bicara junta Myanmar Zaw Min Tun menuding adanya intervensi asing atas keputusan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk tidak mengundang pemimpin militer Min Aung Hlaing dalam KTT yang dijadwalkan pada 26-28 Oktober.

Zaw Min Tun mengatakan kepada kantor berita BBC bahwa Amerika Serikat dan perwakilan Uni Eropa (EU) telah menekan para pemimpin lain dari 10 anggota ASEAN untuk mengecualikan pemimpin junta dalam KTT.

"Intervensi asing juga bisa dilihat di sini. Sebelumnya, kami mengetahui bahwa beberapa utusan dari beberapa negara bertemu dengan Kementerian Luar Negeri AS dan menerima tekanan dari EU," kata Zaw Min Tun, Sabtu.

ASEAN telah memutuskan untuk tidak mengikutsertakan pemimpin junta Myanmar dalam KTT akhir bulan ini, karena kegagalan militer dalam menjalankan proses perdamaian guna mengakhiri krisis berdarah yang dipicu kudeta terhadap pemerintahan terpilih Myanmar pada 1 Februari 2021.

Sebagai gantinya, seorang tokoh non-politik Myanmar akan diundang dalam pertemuan puncak tersebut.

Brunei Darussalam selaku ketua ASEAN tahun ini mengatakan keputusan tersebut diambil setelah tidak tercapainya konsensus di antara anggota ASEAN tentang kehadiran perwakilan politik dari Myanmar.

"Karena tidak ada kemajuan yang cukup serta kekhawatiran atas komitmen Myanmar, khususnya dalam membangun dialog konstruktif di antara semua pihak terkait, beberapa negara anggota ASEAN mengusulkan agar ASEAN memberi ruang kepada Myanmar untuk memulihkan urusan dalam negerinya dan kembali ke situasi normal," kata Brunei dalam pernyataan resmi yang dirilis usai pertemuan khusus para menteri luar negeri ASEAN yang berlangsung secara virtual pada Jumat malam (15/10).

Pernyataan itu tidak menyebut Min Aung Hlaing atau nama tokoh lain yang akan diundang untuk menggantikannya.

Singapura dalam pernyataannya mendesak Myanmar untuk bekerja sama dengan utusan khusus ASEAN Erywan Yusof

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News