Pancasila Harus Jadi Ideologi Hidup dan Praksis

Pancasila Harus Jadi Ideologi Hidup dan Praksis
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Romo Benny Susetyo. Foto: Dok. JPNN.com

"Mereka bergerak melalui media sosial karena kalau demo akan ada batasannya. Ponsel pintar juga sangat dekat dengan masyarakat,"tambah Romli.

Walaupun sudah dibasmi dan dibubarkab tetapi propaganda transnasional radikal ini sudah masuk ke dalam masyarakat.

Sementara itu, Romo Benny Susetyo mengatakan kemajuan teknologi tanpa adanya pemantapan ideologi adalah sebuah ancaman.

“Teknologi tanpa memantapkan ideologi akan terancam dalan kehidupan sehari-hari. Pendidikan Pancasila juga sudah tidak ada, dan masuk transnasional radikal ini. Banyak yang memanipulasi nilai agama. Membenarkan kekerasan atas nama agama," ujar Benny.

Benny menambahkan generasi setelah 1998 ini banyak yang tidak memahami Pancasila. Ini berbahaya dan harus segera dilakukan tindakan untuk mengatasinya.

Menurut Benny, ini ancaman yang serius apalagi ketika media sosial sudah menjadi ancaman karena digunakan sebagai alat penyebaran dan propaganda.

Anak-anak bangsa ini mencintai bangsa dan negaranya. Mereka memerlukan role model dari para elite politik dan harus diberikan ketelandanan dari role model tersebut dan berikan kepercayaan.

"Anak muda memiliki caranya sendiri untuk mempersatukan bangsa dan Pancasila diaplikasi dalam kehidupan sehari-hari," tambahnya.

Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli mengatakan saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi tantangan transnasional radikal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News