Pancasila Sakti
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Komunisme jelas bertentangan dengan Pancasila, karena tidak akan bisa bertemu dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
Nasionalisme dan Islam tidak bisa sepenuhnya bertemu, tetapi masih bisa dicari unsur-unsur kesamaan yang memungkinkannya bersatu.
Dua unsur ini mengisi menu utama dalam adonan kue politik modern Indonesia sekarang ini.
Dalam perkembangannya, kelompok nasionalis sekarang berkoalisi dengan kelompok liberal kiri yang memusuhi Islam.
Bangunan kebhinekaan Indonesia akan rapuh dan mudah pecah jika monopoli tafsir terhadap Pancasila masih terus terjadi.
Kelompok Islam tetap berhak terhadap tafsirnya sendiri.
Kelompok nasionalis berhak terhadap tafsirnya sendiri.
Yang diperlukan adalah mencari denominasi bersama yang saling mempertemukan, bukan saling menegasikan.
Sebagai ideologi yang terbuka dan inklusif, Pancasila tidak bisa didaku oleh satu kelompok saja dan kemudian melakukan eksklusi terhadap kelompok lain.
- Soal Wacana Gelar Pahlawan untuk Soeharto, Legislator Bicara Prinsip Keadilan
- Dewan Pakar BPIP Djumala: KAA, Legacy Indonesia dalam Norma Politik Internasional
- Wacana Gelar Pahlawan untuk Pak Harto dan Bagaimana Menyikapinya
- Soal Polemik Soeharto Pahlawan, Ketum Muhammadiyah Singgung Bung Karno hingga Buya Hamka
- Muncul Penolakan Soeharto Sebagai Pahlawan Nasional, Mensos Merespons Begini
- Pernyataan Terbaru Mensos soal Soeharto Pahlawan Nasional