Pancasila Sakti
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Soekarno memahami sepenuhnya bahwa Pancasila adalah ideologi eklektik yang merupakan gabungan dari berbagai macam ideologi.
Dia kemudian membuat eksperimen politik yang terlalu jauh dengan menggabungkan Islam, nasionalisme, dan komunisme menjadi satu, Nasakom.
Rekayasa politik ini tidak pernah ada di dunia dan Soekarno ingin mencobanya di Indonesia, tetapi gagal.
Upaya mendaku tafsir Pancasila secara eksklusif masih terus terjadi sampai sekarang.
Banyak yang mengeklaim paling Pancasila, sambil menyingkirkan kelompok lain yang mempunyai tafsir tersendiri terhadap Pancasila.
Kelompok nasionalis mempunyai tafsirnya sendiri.
Kelompok Islam punya tafsirnya sendiri, dan kelompok komunis punya tafsirnya sendiri.
Tidak semuanya bisa disatukan dalam satu denominasi yang sama.
Sebagai ideologi yang terbuka dan inklusif, Pancasila tidak bisa didaku oleh satu kelompok saja dan kemudian melakukan eksklusi terhadap kelompok lain.
- Bicara di Acara Sekolah Hukum, Mahfud MD: Indonesia Sudah Bersatu, tetapi Belum Adil dan Makmur
- Wakil Ketua MPR: Perjuangan Mengembalikan Hak Bangsa Palestina Harus Konsisten Dilakukan
- Komisi II DPR RI Dorong Penguatan Kelembagaan BPIP Melalui Undang-Undang
- BPIP Sebut Hasil Ijtima ke-8 MUI Berpotensi Merusak Kemajemukan Bagi Warga Negara Indonesia
- Masyarakat Antusias Saksikan Wayangan Lakon Pandu Swargo di Sekolah PDIP
- PDIP Ajak Masyarakat Ambil Hikmah dan Spirit Bung Karno Melalui Pertunjukan Wayang