Pandemi Covid-19, Pengusaha Pernak-Pernik Imlek Bangkrut

Pandemi Covid-19, Pengusaha Pernak-Pernik Imlek Bangkrut
Perajin Imlek bangkrut. Foto: Instagram

jpnn.com, MALANG - Balon-balon lampion berjejer di rumah Ahmad Syamsuddin, di Kampung Lampion, Jalan Juanda, Blimbing, Kota Malang, Jatim.

Di lantai dua rumahnya, Ahmad bersama dua perajin lainnya sedang mengerjakan pesanan lampion dari berbagai daerah.

Ahmad merupakan pengrajin sekaligus pemilik Cempaka Lampion. Dia menggeluti profesi tersebut sejak 2004. Selama 16 tahun bisnis lampion, baru pada Imlek tahun ini mengalami menurun drastis.

"Tahun 2019 sebelum pandemi pesanan lampion bisa mencapai 6 ribu. Tahun ini cuma sekitar 1.500 lampion saja. Turunnya sangat drastis," ujarnya.

Penurunan bisnis lampu lampion ini, kata Ahmad sampai 75 persen. Tahun-tahun sebelumnya pesanan datang dari dalam dan luar negeri. Sekarang dari dalam negeri saja sudah jarang.

"Saya tiap tahun biasanya dapat pesanan dari Italia, saya kirim ke sana. Biasanya langsung telepon ke saya. Pesanan dari Italia sekitar 2.500 hingga 3 ribu lampion," katanya.

Selain pesanan dari Italia, Ahmad juga sering menerima pesanan dari luar kota seperti Surabaya dan daerah Malang Raya.

"Sekarang, para pelanggan itu tidak lagi memesan lampion ke kita. Karena tidak ada perayaan Imlek tahun ini. Ini pengaruhnya omset kita benar-benar sepi, bahkan hampir tidak ada," ujarnya.
 
Hal yang sama juga dirasakan oleh penjual baju Cheongsam, Erni Sugiani, lapak miliknya yang berada di kawasan Klenteng Eng An Kiong di Jalan R.E. Martadinata, sepi pembeli.

Para perajin pernak-pernik Imlek gigit jari karena tahun ini tak banyak pesanan akibat pandemi covid-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News