Pangan Lokal Sorgum dan Sagu Bisa Menyelamatkan Indonesia dari Ketergantungan Impor

Pangan Lokal Sorgum dan Sagu Bisa Menyelamatkan Indonesia dari Ketergantungan Impor
Varietas unggul sorgum manis hasil bioteknologi. Foto: Humas Kementan

Selanjutnya melakukan diversifikasi produksi dan konsumsi tanaman pangan lokal.

"Jepang, Korea itu kuat karena cinta produksinya. Jangan membeli produk orang lain. Belilah produk-produk petani kita," katanya.

Dia menambahkan ada beragam tanaman pangan lokal yang berpotensi menjadi pengganti gandum, seperti singkong, sorgum, sagu, ubi jalar, talas, dan lainnya. Kementan saat ini gencar melakukan perluasan produksi sorgum.

Sorgum mudah dibudidayakan pada lahan yang tidak subur, bahkan tandus. Sorgum juga masih satu kerabat dengan gandum dalam penamaan ilmiah.

"Kelebihan sorgum adalah sekali tanam bisa dikepras dua kali. Artinya, setahun bisa tiga kali panen dengan sekali masa tanam," katanya.

Penyuluh Pertanian Lapang Kabupaten Lamongan Jawa Timur Esti Fauziah menambahkan sorgum tidak memerlukan persiapan banyak sebelum ditanam.

"Bahkan di tanah berbatu saja sorgum bisa tumbuh dengan baik. Tidak seperti tanaman padi yang memerlukan air banyak, memerlukan olah tanah,” kata dia dalam diskusi itu.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, sebaran lahan tanaman sorgum banyak berada di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat dengan produktivitas berkisar 3-4 ton per hektare.

Semua tanaman pangan lokal Indonesia seperti sorgum dan sagu memiliki potensi untuk memperkuat ketahanan pangan dalam negeri menggantikan gandum.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News