Pangan Stabil, BI Prediksi Februari Bakal Deflasi

jpnn.com - JAKARTA – Bank Indonesia memprediksi bakal terjadi deflasi pada Februari ini. Namun, deflasi diperkirakan hanya sebesar 0,13 persen. Beberapa faktor menjadi penyebab utama deflasi.
Salah satunya ialah siklus tahunan dan terjaganya stok pangan. Selain itu, penurunan harga bahan bakar minyak pada Januari lalu juga mengakibatkan harga sejumlah komoditas pangan menurun.
“Terjadi penurunan harga-harga barang, khususnya volatile food,’’ kata Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI Juda Agung kepada Jawa Pos (induk JPNN), Jumat (26/2) kemarin.
Volatile food adalah sejumlah komoditas pangan yang harganya rawan bergejolak seperti beras, cabai merah, dan cabai rawit. Angka deflasi 0,13 persen itu tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi Januari 2016 sebesar 0,51 persen.
Tetapi, sedikit lebih tinggi daripada deflasi pada Februari 2015 sebesar 0,36 persen. Juda mengungkapkan, secara siklus pada Februari memang biasa terjadi deflasi sepanjang tidak ada kebijakan khusus seperti kenaikan harga BBM dan tarif listrik. Tren deflasi diprediksi berlanjut pada Maret selama pemerintah mampu menjaga stabilitas harga pangan, terutama beras. (dee/jos/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Lewat New BIONS, BNI Bidik Investor Muda Kelola Investasi
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Rabu 7 Mei 2025 Naik Lagi, Berikut Daftarnya
- Kini Indonesia Punya Mobil Listrik Merek Nasional, Begini Penampilannya
- Bea Cukai Tingkatkan Pengawasan di Sektor Kepabeanan Lewat Kolaborasi Lintas Instansi
- Waka MPR Eddy Soeparno Optimistis MBG hingga Kopdes Merah Putih Bikin Ekonomi Tumbuh
- Prabowo Bakal Wujudkan Swasembada BBM di Indonesia