Pangi Sebut Demokrasi dalam Bahaya Jika Terjadi Penundaan Pemilu

Pangi Sebut Demokrasi dalam Bahaya Jika Terjadi Penundaan Pemilu
Pangi Syarwi Chaniago. Foto: dokumen JPNN.Com/Ricardo

"Negara tidak boleh tergelincir menjadi despotisme (sewenang-wenang)," ujar pria berdarah Minang itu.

Pangi mengatakan penundaan pemilu dan penambahan masa jabatan presiden merupakan bentuk regresi demokrasi.

Dia mengaku khawatir terhadap potensi kemunduran demokrasi dan kembalinya rezim otoriter.

"Asumsi itu semakin menempel pada pemerintahan saat ini, anasir Presiden Jokowi sedang bermain dengan konfigurasi aktor politik nondemokratis," tutur Pangi.

Baca Juga: TNI-Polri Terima Informasi, Teroris KKB Pembantai 8 Karyawan PTT Siap-Siap Saja

Dia lantas membeber data surveo Voxpol Center Research and Consulting pada Juli 2021 yang menunjukkan penolakan masyarakat terhadap wacana tersebut.

Pangi menggambarkan bahwa sebanyak 73,7 persen responden mengaku tidak setuju dengan usulan penambahan masa jabatan presiden menjadi 3 periode.

34,4 persen di antaranya beralasan wacana itu mengakibatkan kemunduran demokrasi dan 28,2 persen lainnya menolak karena menilai regenerasi kepemimpinan negara akan mandek.

Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago menyebut demokrasi Indonesia sedang dalam bahaya bila dilakukan penundaan Pemilu 2024.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News