Pangkostrad: Program TNI di Papua Buyar Gegara Kasus Mutilasi

Pangkostrad: Program TNI di Papua Buyar Gegara Kasus Mutilasi
Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak. Dok: Penerangan Kostrad.

jpnn.com, MIMIKA - Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Maruli Simanjuntak menyebut pihaknya banyak membuat program di Papua demi meraih simpati warga lokal.

Namun, kata Maruli, seluruh program itu menjadi tidak maksimal ketika terjadi kasus mutilasi warga di Mimika, Papua dengan tersangka enam prajurit TNI.

"Kami sudah bersusah payah, program kami di Papua banyak, bikin air, bikin ini, eh, buyar gara-gara beginian," kata menantu Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan itu saat dihubungi, Jumat (23/9).

Maruli pun menyebut enam prajurit TNI yang menjadi tersangka mutilasi di Mimika, Papua, bisa dipecat dari kedinasan.

Toh, kata mantan Danpaspampres itu, dugaan mutilasi oleh enam prajurit berkategori kejahatan berat. Para tersangka bahkan dijerat pasal pembunuhan berencana.

"Apalagi ini dianggap kejahatan luar biasa, ya," ujar Maruli.

Namun, kata dia, semua pihak tidak terburu-buru mendesak pemecatan kepada enam prajurit TNI yang terlibat mutilasi di Mimika. Sebab, proses pemecatan bakal dilakukan setelah ada putusan pengadilan.

"Kalau sidangnya terbukti, ya, pecat, ikuti sidang dahulu," kata Maruli.

Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak menyebut program yang mereka jalankan di Papua buyar gegara kasus mutilasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News