Panglima TNI: 80 Persen Kasus Dilakukan Tentara Baru

Panglima TNI: 80 Persen Kasus Dilakukan Tentara Baru
Ilustrasi. FOTO: dok/jpnn.com

jpnn.com - JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan, kasus kekerasan terhadap anggota Kostrad  di Gowa dan penyerbuan Markas Brimob di Semarang adalah perbuatan oknum. Menurutnya itu bukan institusi TNI dan Polri. Kasus itu, tegasnya, tidak ada hubungannya dengan benturan antara TNI-Polri.

"Itu bukan TNI-Polri. Itu kriminal.  Saya tegaskan ini tak ada upaya membenturkan," kata Gatot usai melaksanakan sertijab dengan Jenderal Moeldoko di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (14/7).

Gatot memastikan di zaman kepemimpinan Jenderal Moeldoko, TNI dan Polri sudah menandatangani MoU dengan Kapolri untuk melakukan pendidikan bersama dua jajaran. Karenanya, kerjasama terus dilakukan untuk mencegah kasus-kasus kekerasan antardua institusi.

Disiplin, tuturnya, harus terus diterapkan.‎

"Intinya adalah soal disiplin. Pendidikan bersama, peningkatan disiplin, dan kegiatan bersama-sama. Pemimpin harus bersama-sama sehingga nanti kalau anak buahnya lihat akan mengikuti," tegas Gatot.

Di awal jabatannya sebagai Panglima TNI, pria asal Tegal tersebut meminta publik memberi kesempatan padanya memberi pembinaan terbaik untuk para prajurit. 

"Kalau dilihat beberapa kasus, 80 persen dilakukan oleh tentara prajurit dua. Tentara yang baru masuk. Ini akan saya awasi bagaimana rekrutmen, pendidikan dan pasca pendidikan. Doktrin tak ada yang salah," tandas mantan KSAD tersebut. (flo/jpnn)

JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan, kasus kekerasan terhadap anggota Kostrad  di Gowa dan penyerbuan Markas Brimob di


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News