Panglima TNI Sambut Satgas MTF TNI dari Lebanon

Panglima TNI Sambut Satgas MTF TNI dari Lebanon
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto Satuan Tugas Maritime Task Force (MTF) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVIII-J UNIFIL usai memimpin upacara penyambutan di Markas Kolinlamil, Jakarta Utara, Senin (5/11). Foto: Dispenal

jpnn.com - KRI Usman Harun-359 telah menyelesaikan tugasnya selama satu tahun, menjadi Pasukan Perdamaian Dunia dalam Satuan Tugas Maritime Task Force (MTF) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVIII-J United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL). Satgas tersebut tiba kembali di Tanah Air dan disambut secara resmi oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bertempat di Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Jakarta Utara, Senin (5/11).

Selain Panglima TNI, turut hadir dalam upacara penyambutan Satgas MTF para unsur pimpinan TNI, antara lain Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Yuyu Sutisna, Kasum TNI Laksamana Madya TNI Dr. Didit Herdiawan, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letnan Jenderal TNI Tatang Sulaiman, Komandan Jenderal Akademi TNI Laksamana Madya TNI Aan Kurnia, dan pejabat terkait lainnya.

KRI Usman Harun-359 dikomandani oleh Kolonel Laut (P) Alan Dahlan yang sekaligus merupakan Komandan Satgas MTF Konga XXVIII-J UNIFIL mengemban misi perdamaian di Lebanon sejak tanggal 23 September 2017 hingga 30 September 2018. Satgas ini berjumlah 100 Prajurit yang terdiri dari 94 pengawak KRI, 1 Perwira Intelijen, 1 Perwira Psikologi, 1 Dokter Militer, 1 Perwira Penerangan, 1 Kopaska, dan 1 Penyelam TNI AL.

Selama menjalankan tugasnya sebagai Pasukan Perdamaian PBB, KRI Usman Harun memiliki tugas membantu Lebanese Armed Forces (LAF) Navy untuk mencegah masuknya senjata atau peralatan terkait lainnya menuju Lebanon secara ilegal melalui laut. Selain itu juga melatih LAF Navy untuk dapat melaksanakan operasi keamanan maritim di wilayah laut teritorialnya.

Panglima TNI saat upacara penyambutan mengatakan TNI saat ini sedang meningkatkan diplomasi militer. Diplomasi militer yang kuat dibutuhkan dalam rangka mendukung diplomasi luar negeri guna memperkuat posisi Indonesia pada percaturan dunia internasional.

“Terlebih saat ini Indonesia dipercaya sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Posisi ini memungkinkan kita berperan lebih aktif dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia,” ungkap Marsekal Hadi.

Masih, menurut Panglima TNI, tugas yang sudah dilaksanakan di bawah naungan PBB adalah tugas yang mulia dan membanggakan. Tugas sebagai diplomat TNI semacam itu sesungguhnya tidak hanya membawa nama baik negara dan memberi pengalaman secara individu. “Apa yang telah di dapat dimedan penugasan harus dapat digunakan untuk meningkatkan keberhasilan misi berikutnya,” tegasnya.

Pada Upacara penerimaan Satgas MTF ini juga, Panglima TNI menyematkan Satyalancana Santi Dharma kepada tiga orang prajurit TNI yang telah selesai melaksankan tugas internasional sebagai Kontingen Garuda dan Militery Observer.(fri/jpnn)


KRI Usman Harun-359 telah menyelesaikan tugasnya selama satu tahun, menjadi Pasukan Perdamaian Dunia dalam Satgas MTF TNI Kontingen Garuda/UNIFIL di Lebanon.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News