Papua Chelsea
Oleh Dahlan Iskan
Senin, 02 September 2019 – 05:15 WIB
Intinya: saya gagal masuk stadion.
Ya sudah.
Toh saya kan hanya ingin bernostalgia. Itu pun tidak tercapai. Semuanya sudah baru. Saya sudah tidak mengenali stadion ini. Tidak mengenali lingkungannya.
Tidak ada lagi yang jual atribut seperti dulu. Yang ada kios resmi klub.
Kios-kios kaki lima agak jauh dari stadion. Itu pun tidak ada lagi yang jualan topi. Hanya kaus, jaket dan selendang. Dan beberapa emblem. Dan foto-foto tua.
Saya balik ke stasiun.
Di kereta, saya langsung buka online: beli karcis untuk nonton di Liverpool minggu depan. Takut kehabisan.(***)
Untung Persebaya terus maju. Semua itu bermula dari Chelsea. Saya pun harus ke Chelsea lagi. Sabtu lalu.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Orang Kuat
- Akademisi Minta Prabowo Membentuk Kementerian Urusan Papua
- Bagi Jenderal Maruli, Pengubahan KKB ke OPM Berdampak Seperti Ini
- Maraton Pilpres
- Animo Pendaftar Casis Bintara Polri di Polda Papua Tinggi, Begini Penjelasan Kombes Sugandi
- Profil Paulus Waterpauw, Tokoh Besar yang Masuk Bursa Calon Gubernur Papua