Papua Sedang Tidak Baik-Baik Saja, Ini Harapan Warga untuk Prabowo

"Jadi kami harus kembali memulai semuanya lagi dari nol. Kami tinggal di tempat yang baru dan menghadapi banyak masalah, terutama yang berkaitan dengan hak-hak dasar kami seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi," jelasnya.
Beberapa pengamat dan aktivis tidak yakin konflik puluhan tahun di Papua Barat akan segera mereda, setelah pemerintah Indonesia memperketat kontrol dan menurunkan lebih banyak pasukan untuk memerangi gerakan kelompok sipil bersenjata.
Selain itu, ini adalah pertempuran yang kebanyakan terjadi dalam senyap.
Indonesia pernah memadamkan saluran internet saat terjadi gejolak di Papua yang dituding sebagai upaya menutup akses informasi.
Menurut Lamberti ada juga upaya menutup-nutupi yang dilakukan pemerintah setempat untuk kasus pengungsi.
"Pejabat-pejabat yang ada di Maybrat, mereka berupaya untuk membangun narasi ... bahwa Maybrat sudah baik -baik saja, sudah tidak ada konflik, sudah tidak ada pengungsi," kata Lamberti.
"Itu omong kosong."
Dalam cengkeraman krisis kemanusiaan
Skala krisis kemanusiaan di Papua memang sulit diukur, tetapi beberapa pengamat mengatakan hak mereka sudah diabaikan.
ABC memperoleh akses langka ke provinsi Papua Barat untuk berbicara dengan warga Papua menjelang pelantikan Prabowo Subianto, seorang mantan jenderal militer yang dituduh pernah melakukan pelanggaran hak asasi manusia
- Hasan Nasbi Hadiri Sidang Kabinet Meski Sudah Mengundurkan Diri, Kok Bisa?
- Mensos Sebut 5 Ribu Siswa Lulus Administrasi untuk Masuk Sekolah Rakyat
- Robert Kardinal Sebut Masyarakat Papua Kecewa dengan Pelaksanaan Pemekaran
- Prabowo Sambut Presiden Senat Kamboja di Istana, Ini yang Dibahas
- Belum Puas, Prabowo Ingin Biaya Haji RI Lebih Murah Lagi
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM