Parade Gizi Buruk di Sintang

Parade Gizi Buruk di Sintang
Parade Gizi Buruk di Sintang
Kerena cukup jauh menjangkau Puskesmas Merakai, bersama dengan suaminya terpaksa jalan kaki untuk pergi berobat. Berbekal surat rekomendasi dari Puskesmas itu, diputuskan membawa anaknya ke Sintang. “Kita ini petani. Dengan berbekal rekomendasi itulah kami memberanikan diri membawa anak pergi ke Sintang. Terlebih lagi, setelah berkali-kali di bawa ke Puskesmas, belum ada tanda-tanda akan sembuh,” ungkapya sedih.

Koordinator PPGB Sintang, Adi Sulityanto S Si TM Kes dikonfirmasi diruang kerja mengatakan, pasien tersebut baru di bawa ke PPGB tanggal 1 April lalu dengan berat 3,5 kilogram. Sejak lahir Iga memang telah menderita gizi buruk. “Setelah kita dioagnosa, Iga memiliki penyakit hati serta komplikasi penyakit lainnya yang sudah mencapai stadium empat. Untuk penyembuhan pasien gizi buruk biasanya memerlukan waktu paling lama tiga bulan. Itupun bila pasien memiliki penyakit penyerta seperti kanker yang membahayakan,” pungkasnya.

Bagaimana dengan Jefri Yadi, dijelaskan Adi Sulityanto, Jeffy menderita gizi buruk parah mendekati satadium lima. Bila melihat berat dan tinggi badan yang mencapai 77 centimeter, sebelumnya anak tersebut memiliki gizi yang bagus.

“Beratnya 5,6 kilogram dari 10,3 kilogram berat yang seharusnya. Kondisinya sekarang, menderita gizi buruk berat yang disebut Marasmus. Tanda-tanda yang tampak berupa keriput pada kulit yang menyerupai orangtua. Jeffy juga kekurangan Vitamin A, yang bisa memperkering air mata. Tandanya muncul selaput putih pada kornea mata,” jelasnya.

Untuk penyembuhannya, lanjut Adi, akan dilakukan terapi dengan standar WHO. “Kunci penyembuhannya adalah patuh pada peraturan dalam pelaksanaan terapi. Maka kita menghimbau pada masyarakat agar tidak segan membawa anak yang menderita gizi buruk ke Puskesmas maupun ke PPGB. Sehingga, penyakit tersebut tidak makin parah,” pungkasnya.(far/zal)

PENEMUAN tiga bayi dengan gizi buruk di Kabupaten Sintang sepekan ini seakan tergerus oleh hingar bingar kampanye. Jika masalah ini tidak ditangani


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News