Parlemen Israel Pilih Netanyahu jadi PM

Parlemen Israel Pilih Netanyahu jadi PM
Foto: AFP
Rabu (18/2), Peres mengadakan pertemuan dengan Netanyahu sebagai pimpinan Likud dan Livni sebagai ketua Kadima. Pertemuan itu dilanjutkan kemarin (19/2), dengan menemui 10 faksi yang lain. Tujuan Peres adalah menjaring aspirasi masing-masing partai sebagai bahan pertimbangannya menunjuk kepala pemerintahan. Rencananya, pekan depan, dia menunjuk PM yang kemudian punya waktu enam pekan membentuk pemerintahan.

   

Dalam rapat kabinet mingguan yang lalu, Livni menyatakan kepada mantan PM Ehud Olmert bahwa dia tidak akan berkoalisi dengan Netanyahu. Politikus perempuan itu juga menegaskan, Kadima tidak mau terlibat dalam pemerintahan koalisi yang dipimpin tokoh senior tersebut. Belakangan, Livni menawarkan ide lain. Yakni, berbagi pemerintahan seperti yang terjadi di masa Peres dan Yitzhak Shamir pada 1984.

   

Koalisi ideal, menurut Livni, adalah berbagi posisi PM. Dengan demikian, dua partai urutan satu dan dua dalam pemilu punya kesempatan menjadi pemimpin. Masing-masing berhak atas masa jabatan dua tahun. Namun, Lieberman menentangnya. "Livni seharusnya mengurungkan ide rotasi sebagai solusi. Sebab, justru akan menimbulkan kelabilan pemerintahan," katanya dalam wawancara dengan Agence France-Presse.

   

Netanyahu sendiri juga menolak ide Livni. Di hadapan media, dia berjanji akan membentuk pemerintahan koalisi, dengan melibatkan tiga partai yang mendominasi perolehan suara dalam pemilu parlemen lalu. Sebagai pemenang, Kadima memperoleh 28 kursi, disusul Likud dengan 27 kursi dan Yisrael Beitenu menduduki posisi ketiga dengan memperoleh 15 kursi.(hep/ami)

JERUSALEM – Terpilih sudah Perdana Menteri (PM) Israel yang baru. Dengan suara bulat, parlemen Israel (Knesset) memberikan dukungannya kepada


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News