Partai Golkar Mulai Pecah
Pengurus Minta Hentikan Gerakan ABJ
Senin, 13 April 2009 – 16:55 WIB

Partai Golkar Mulai Pecah
JAKARTA — Sudah kalah, terancam perpecahan pula. Itulah situasi psikologis yang kini sedang menghantui partai berlambang pohon beringin itu. Di kalangan elitnya, saat ini kekuatan terbelah menjadi dua. Ada yang menghendaki agar JK tetap bersatu dengan SBY, tetapi ada pula gerakan Asal Bukan Jusuf Kalla (ABJ). Pertentangan internal dari kedua kubu ini, nampaknya akan terus memanas. Termasuk soal koalisi, semua kader PG hendaknya sama-sama bersabar dan komit terhadap keputusan yang sudah disepakati. Jika dibiarkan berlarut-larut, maka pergesekan akan semakin tajam dan pada akhirnya mengancam eksistensi partai, ujarnya.
Kondisi inilah yang mendorong sejumlah anggota pengurus Partai Golkar meminta agar gerakan asal Bukan JK dihentikan. Ia menghendaki agar pengurus lebih mengutamakan kepentingan partai, bukan kepentingan politik masing-masingh. Semua pengurus dan kader Partai Golkar seharusnya lebih mengutamakan kepentingan partai secara nasional. Soal keputusan cawapres bukankah sudah disepakati akan diputus melalui mekanisme Rapimnasus pada 23 April nanti.
Baca Juga:
“Wacana tersebut harus segera dihentikan guna meminimalisir perbedaan pandangan internal soal capres dan cawapres dari Partai Golkar,” tegas Pengurus DPP Partai Golkar (PG) Bidang Depnakertrans Idris Laena, di DPR, Jakarta, Senin (13/4).
Baca Juga:
JAKARTA — Sudah kalah, terancam perpecahan pula. Itulah situasi psikologis yang kini sedang menghantui partai berlambang pohon
BERITA TERKAIT
- Megawati Bilang PDIP Babak Belur di Pemilu 2024
- Kader PDIP Siap-Siap, Megawati Bakal Buat Tur Indonesia, Dimulai dari Aceh Sampai Merauke
- Tanggapi Kecelakaan Berulang dengan Korban Massal, Komisi V DPR Desak Reformasi Sistem Transportasi Nasional
- Demokrat Yakin Tak Ada Matahari Kembar, Presiden Prabowo Berdaulat dan Mandiri
- Prabowo-Jokowi Saling Bela, Pengamat Sebut Mereka Susah Dikoyak
- Sejumlah PAC PDIP Banten Minta DPP Kembalikan Hak Tia Rahmania