Partai Oposisi Inggris Pecah Gara-Gara Brexit

Partai Oposisi Inggris Pecah Gara-Gara Brexit
Tokoh Partai Buruh di Inggris, Jeremy Bernard Corbyn dalam salah satu aksi May Day di Clerkenwell Green, London. Foto: PA Archive/PA Images

Sebanyak 73 persen responden non-Buruh mendukung klaim tersebut. Sedangkan, di dalam partai, pandangan itu didukung 89 persen responden.

Jika Corbyn tidak bergerak cepat, Buruh berpotensi kehilangan 56 persen anggota. Itu setara dengan 88 ribu orang. Di sisi lain, hampir 50 persen anggota yang lain tetap menginginkan Inggris keluar dari UE. Salah satunya Kate Hoey, politikus senior Buruh, dan kubunya. Mereka optimistis Inggris berhasil melewati Brexit.

''Sebanyak 1,74 juta warga mendukung keluarnya Inggris dari UE pada 2016. Corbyn seharusnya mengambil alih kendali dan membawa Inggris lepas dari birokrasi Brussel (markas UE, Red),'' ungkap Hoey dalam opininya untuk The Telegraph.

Corbyn sampai saat ini belum mau buka suara. Yang pasti, jika nanti May kalah dalam voting draf final Brexit pada 14 Januari, dia akan memicu pemilu dini.

Inggris terancam meninggalkan UE tanpa kesepakatan alias no deal Brexit. Karena opsi itu kian terbuka, May pun sudah berancang-ancang. Mereka menyiapkan subsidi senilai 2 miliar pound sterling (sekitar Rp 36 triliun) dan sekitar 10 ribu aparatur sipil tambahan. (bil/c7/hep)


British Exit alias Brexit tidak hanya membuat parlemen Inggris terbelah. Perceraian Inggris dari Uni Eropa (UE) itu juga mengancam persatuan Partai Buruh.


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News