Pasangan Calon Harus Pelangi

Pasangan Calon Harus Pelangi
Pasangan Calon Harus Pelangi
Didik memberi contoh di Maluku, yang lebih terbuka membicarakan hal ini. Di sana sudah ada kesepakatan para politisi bahwa jika cagubnya muslim, maka cawagubnya Kristen, atau sebaliknya.  Jika pasangan hanya 'sewarna', lanjutnya, sama saja memaksa sebagian masyarakat untuk memilih yang sebenarnya bukan pilihannya.

"Sumut, Kalbar, Kaltim, Maluku, Maluku Utara, Kalimantan Tengah, dan beberapa daerah lain, itu mirip," ujarnya.

Dengan alasan itu pula, Didik menolak tegas rencana pemerintah yang akan mengubah model pemilukada gubernur, dimana hanya gubernurnya saja yang dipilih rakyat secara langsung, sedang wakilnya lewat penunjukkan.

Model seperti ini, lanjutnya, sangat berbahaya, karena masyarakat di daerah heterogen akan merasa tidak terwakili dalam komposisi kada-wakadanya. Karena, jika model ini benar-benar terakomodasi di UU pilkada, hanya ada satu 'warna' saja yang disodorkan ke rakyat untuk dipilih.  "Model seperti ini akan mengacaukan kesepakatan di Maluku. Saya merinding, bisa celaka kalau ini diterapkan. Padahal kita tahu, tidak gampang menjaga perdamaian di Maluku," cetusnya. (sam/jpnn)


JAKARTA - Para kandidat calon kepala daerah dan wakil kepala daerah di daerah yang masyarakatnya heterogen harus berpikir jangka panjang untuk menentukan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News