Pasar Apung

Oleh: Dahlan Iskan

Pasar Apung
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Tangan kanannyi memegang dagangan. Tangan kirinyi memegang tali perahu. Mereka begitu gigih berdagang. Saya harus menghargai kegigihan usaha seperti itu. Maka istri saya membeli banyak hal tanpa tahu bagaimana menghabiskannya.

Saya pun memberi kode Nisa, untuk segera balik ke Banjarmasin. Pikiran saya bergejolak. Simpati. Iba. Kagum. Prihatin. Jadi satu.

Waktu berperahu meninggalkan pasar terapung itu terlihat begitu banyak perahu lain yang datang. Tidak sedikit yang berisi rombongan besar. Misalnya kelompok Harley-Davidson dari Yogyakarta.

Turisme adalah gaya hidup modern. Turis senang melihat objek yang tidak bergerak maju. (*)


Berita Selanjutnya:
Tegur Jesus

SAYA dipaksa istri lihat pasar terapung di Banjarmasin. Saya pura-pura takut: berangkat. Sebenarnya cerita di TV dan medsos sudah cukup lengkap...


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News