Pasar Kekurangan Suplai Obligasi

Pasar Kekurangan Suplai Obligasi
Pasar Kekurangan Suplai Obligasi

Menurut dia, investasi di produk itu sedang dalam situasi undersupply atau kekurangan pasokan.  Dengan demikian penerbitan obligasi akan berpotensi diserbu investor. "Potensinya akan terserap dengan baik," ujarnya.

Ronald berharap BI tidak lagi menaikkan lagi BI Rate. Sebab, jika itu terjadi penerbitan obligasi berpotensi kian sepi. Akibatnya pasar semakin kekurangan pasokan produk investasi. "Kalau BI Rate naik, dia (perusahaan) akan berhitung lagi karena cost of fund-nya jadi lebih berat," tuturnya.

Direktur Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Wahyu Trenggono mengatakan, imbal hasil atau yield obligasi korporasi lebih tinggi dibandingkan surat utang negara (SUN) sehingga dinilai lebih menarik. Hanya saja, likuiditasnya masih rendah karena produknya jauh lebih sedikit. Obligasi korporasi juga jarang sekali ditransaksikan di pasar sekunder.

"Buy and hold obligasi korporasi cukup tinggi. Maka rata-rata transaksinya (di pasar sekunder) terus turun," katanya.

Beberapa hal yang akan memengaruhi penerbitan surat utang termasuk obligasi korporasi di tahun ini, menurut dia, adalah tapering off di AS yang bisa mendorong kenaikan yield US Treasury. Hal itu akan memicu hengkangnya dana asing dari emerging market untuk balik ke Negeri Paman Sam.

"Pertumbuhan eknomi Indonesia juga diperkirakan turun ke kisaran 5,8 persen sampai 6,2 persen terkait rencana BI untuk menyehatkan defisit neraca perdagangan," katanya.

Selain itu peluang kenaikan BI rate masih terbuka karena inflasi yang masih cukup tinggi di awal tahun ini. "Kalau BI rate naik, berapapun kenaikannya akan berdampak yield melambung dengan spread hingga 1,5 persen," katanya. (gen/sof)


JAKARTA - Penerbitan obligasi korporasi awal tahun ini berkurang cukup signfikan. Pada kuartal pertama terdapat sembilan perusahaan yang menerbitkan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News