Pasar Tertua Victoria Mengalami Gejolak di Tengah Pandemi, Warga Indonesia Melihat Peluang Baru

Menurutnya, situasi pembatasan ketat yang sedang berlangsung di Melbourne, keberadaan toko online dinilai Alfi sangat membantu.
"Kami pesan dua hari sebelum pulang, besok sorenya langsung diantar. Tapi ya itu, nggak ada diskon sama sekali padahal kami belinya banyak," kata Alfi setengah tertawa.
Menurutnya, belanja cenderamata secara online ada plus minusnya.
"Saya lebih suka beli di pasar, sebenarnya, karena lebih murah. Di pasar masih bisa menawar [harga], jadi bisa dapat lebih banyak, tidak seperti harga online yang fix."
Meraih peluang di tengah pandemi
Kebutuhan Alfi dan warga Indonesia lainnya yang membutuhkan cenderamata sebelum meninggalkan Australia menjadi perhatian Muhammad Ilham Rizky, akrab disapa Oky.

Menurutnya, hal tersebut menjadi peluang pasar di tengah pandemi.
Sempat bekerja di sebuah toko cenderamata di Queen Victoria Market (QVM), pasar tertua di Victoria, Oky akhirnya menghubungi mantan bossnya untuk bekerja sama.
Pembatasan di tengah pandemi telah menghambat aktivitas dagang di pasar tertua Victoria di Melbourne
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya