Pasar Tertua Victoria Mengalami Gejolak di Tengah Pandemi, Warga Indonesia Melihat Peluang Baru
Menurutnya, situasi pembatasan ketat yang sedang berlangsung di Melbourne, keberadaan toko online dinilai Alfi sangat membantu.
"Kami pesan dua hari sebelum pulang, besok sorenya langsung diantar. Tapi ya itu, nggak ada diskon sama sekali padahal kami belinya banyak," kata Alfi setengah tertawa.
Menurutnya, belanja cenderamata secara online ada plus minusnya.
"Saya lebih suka beli di pasar, sebenarnya, karena lebih murah. Di pasar masih bisa menawar [harga], jadi bisa dapat lebih banyak, tidak seperti harga online yang fix."
Meraih peluang di tengah pandemi
Kebutuhan Alfi dan warga Indonesia lainnya yang membutuhkan cenderamata sebelum meninggalkan Australia menjadi perhatian Muhammad Ilham Rizky, akrab disapa Oky.
Photo: Oky bekerja sama dengan mantan bossnya di Queen Victoria Market yang harus menutup toko karena aturan di tengah pandemi. (Supplied)
Menurutnya, hal tersebut menjadi peluang pasar di tengah pandemi.
Sempat bekerja di sebuah toko cenderamata di Queen Victoria Market (QVM), pasar tertua di Victoria, Oky akhirnya menghubungi mantan bossnya untuk bekerja sama.
Pembatasan di tengah pandemi telah menghambat aktivitas dagang di pasar tertua Victoria di Melbourne
- Dunia Hari Ini: Lebih dari 70 Orang Tewas Akibat Banjir di Brasil
- Dunia Hari Ini: Indonesia Kalah Melawan Irak Dalam Piala Asia U-23
- Orang Utan Sumatra, Hewan Liar yang Bisa Mengobati Dirinya Sendiri dengan Tanaman Obat
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day