Pasien Miskin Merasa Diabaikan

Pasien Miskin Merasa Diabaikan
Pasien Miskin Merasa Diabaikan

Tidak berhenti sampai di situ, selama berada di RS, petugas medis yang datang tidak pernah melakukan pemeriksaan rutin seperti pada pasien lain. ”Mereka hanya memeriksa pasien di sebelah, lalu meninggalkan ruangan,” sebutnya.

Selain itu, ada staf medis yang mengatakan tidak bertanggung jawab atas segala risiko yang terjadi, karena ia belum melakukan pelunasan. Ada juga dokter yang menghinanya karena belum bisa membeli obat. ”Masak beli susu bisa, beli obat tidak bisa,” katanya menirukan kalimat sang dokter.

Infus yang diberikan pun tetesannya dibuat sangat minim. Ia menduga itu dilakukan untuk  menghemat biaya. ”Selama empat hari menginap hanya dua botol infus saja yang diberikan,” bebernya.
    
Namun pihak RSUD Kota Mataram membantah semua yang disampaikan Hariawan.  Humas RSUD Kota Mataram Ridwan menegaskan, pihak RS tidak pernah melakukan penelantaran.
    
Dijelaskan, biaya persalinan yang digratiskan, itu bisa dilakukan jika ada rujukan untuk operasi sesar dari puskesmas atau polindes. ”Sementara, rujukan yang kami terima adalah untuk persalinan normal,” terangnya.
    
Menurutnya permintaan sesar itu berasal keluarga pasien sendiri, bukan dari rujukan, sehingga dimintai biaya. Dikatakan, RSUD Kota Mataram memang menerapkan sistem bayar di muka. Namun karena melihat keadaan pasien yang kurang mampu, RS bahkan memberi kelonggaran agar bisa dicicil hingga delapan bulan. ”Kita kasih waktu delapan bulan,” katanya.
    
Terkait lamanya pasien menunggu mendapatkan perawatan, ia mengatakan ini juga karena rujukan yang ada adalah untuk persalinan normal. Sehingga pihak RS menunggu hingga saat mendekati persalinan.
”Harus ditunggu sampai mendekati waktu kelahiran,” jelasnya.
    
Sedangkan tentang sejumlah pegawai dan dokter yang tidak berlaku baik, dia meragukan hal itu. Menurutnya semua staf yang ada selalu memberikan pelayanan sepenuh hati. (cr-yuk)


MATARAM-Seorang pasien miskin mengaku mendapat perlakuan tidak mengenakkan selama menjalani perawatan di RSUD Kota Mataram. Pasien bernama Hilmia


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News