Pasport DIY Beredar di Facebook
Selasa, 30 November 2010 – 19:48 WIB
Hasanudin M Kholil, mantan Ketua BEM UGM yang kini aktifis LSM di Jakarta, juga menulis komentarnya. "Yakinlah Yogyakarta akan tetap menjadi daerah yg istimewa, sekalipun gubernurnya berkuasa melalui proses Pilkada, bukan karena "warisan". Terlalu sederhana memahami keistimewaan Yogyakarta hanya dari cara bagaimana gubernurnya berkuasa. Kesultanan Yogyakarta adalah asset bangsa yg tak ternilai. Sudah semestinya ditempatkan lebih terhormat lebih dari sekedar polemik jabatan kegubernuran," begitu pendapat Hasan.
Tanggapan terhadap polemik ini juga disampaikan Sultan Muchtar. Mantan aktifis mahasiswa UGM itu menulis," Kepada yth pimpinan UMUM HARIAN KOMPAS JAKOB OETAMA. Hari ini di halaman utama koran dengan nada provokatif soal reaksi rakyat Yogya. APAKAH ANDA melupakan apa yg sudah dilakukan LITBANG KOMPAS di tahun 2007 yang mendorong Sultan untuk Mundur dari GUBERNUR DIY," tulisnya. Dia juga menyuplik jajak pendapat dimaksud. (sam/jpnn)
JAKARTA -- Polemik mengenai mekanisme pengisian kursi gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengundang reaksi para facebooker. Netty Radja misalnya,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- ICTR: Perdagangan Karbon Harus Sesuai Hukum dan Menjaga Kedaulatan Negara
- Bambang Soesatyo Kukuhkan Pengurus Besar PRSI
- Aparat Gabungan Amankan Homeyo, Pesawat Sipil Kembali Beroperasi di Bandara Pogapa
- Manfaatkan Dunia Digital untuk Berdagang, Belajar, dan Share Informasi
- 5 Berita Terpopuler: Daftar Verval Honorer BKN Keluar, yang Non-Database Jangan Berharap, soal PPPK Part Time Bagaimana?
- Eks Tim Mawar Buka Suara soal Rumor Sjafrie Sjamsoeddin Masuk Kabinet Prabowo-Gibran