Pasukan Inggris Sudah Masuk Libya

Koalisi Terpecah soal Cara Akhiri Perang

Pasukan Inggris Sudah Masuk Libya
DI DARAT - Personil pasukan pemberontak Libya di sela pertempuran. Foto: Reuters/Goran Tomasevic.
Persoalannya, jangankan menambah pasukan, anggota koalisi justru mulai terpecah dalam menentukan cara untuk menyelesaikan Operasi Perjalanan Fajar di Libya itu. Kendati kemarin mereka bersepakat menyerahkan pelaksanaan zona larangan terbang, embargo senjata, dan serangan udara di bawah komando NATO, belum ada titik temu apakah serbuan ke negeri tetangga Mesir itu akan diteruskan hingga Kadhafi lengser.

AS yang sejak awal mengatakan bahwa keterlibatannya bakal terbatas dan hanya dalam hitungan hari itu, mendesak agar penyelesaian akhir masalah Libya dilakukan oleh berbagai elemen di negeri itu sendiri. Artinya, antara pro-Kadhafi dan anti-Kadhafi harus diberi kesempatan bernegosiasi.

Sikap AS tersebut didukung Inggris. Tetapi, motor koalisi lainnya, Prancis, telanjur menyatakan bahwa pemberontak adalah wakil Libya yang sah. Bahkan, tentang bagaimana memperlakukan Kadhafi, juga belum ada kesepakatan. Yakni, apakah Kadhafi sekalian dihabisi atau justru akan dilibatkan dalam kapasitas tertentu di Libya "baru" nanti. Ada pula anggota koalisi yang menghendaki operasi militer saat ini hanya dalam kerangka memberikan jalan bagi negosiasi di antara dua kubu yang berseteru.

Sedangkan Sekjen PBB Ban Ki-moon tetap menganggap bahwa operasi militer di Libya patut diteruskan. "Operasi itu berhasil menghambat gerak militer Libya, sekaligus melindungi keselamatan warga sipil di Benghazi dan sejumlah area lain. Selain itu, menciptakan atmosfer tertentu secara politik yang memberikan ruang bagi warga Libya untuk merundingkan masa depan mereka," papar dia. (c11/ttg)

TRIPOLI - Kabar bahwa pasukan koalisi kini mempertimbangkan opsi serbuan darat untuk menumbangkan rezim Muammar Kadhafi, tampaknya, bukan sekadar


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News