Payah! Demonstrasi Sopir Angkot Berakhir Ricuh

Payah! Demonstrasi Sopir Angkot Berakhir Ricuh
Angkutan kota. Foto: JPG

Namun, kata Yusnia, jika angkot yang dicarinya tak kunjung ada, ia pun terpaksa harus berjalan kaki hingga pertigaan Semplak. Yusnia tak sendiri, ia dan beberapa temannya terlihat terus berjalan, wajah penuh keringat menghiasi siswi SMP ini.

Sementara itu Wakil Ketua Organda Kabupaten Bogor Wawan Gumelar mengatakan sudah melakukan pertemuan dengan DPRD Kabupaten Bogor dan menghasilkan beberapa poin.

“Poin terpentingnya adalah organda menolak adanya angkutan online baik roda dua maupun roda empat. Alhamdulilah DPRD sudah merekomendasikan salah satu poinnya, mungkin bahasanya ikut menolak,” tuturnya.

Wawan meminta para awak angkutan umum tidak melakukan demo dan aksi anarkis kepada pihak manapun karena hal tersebut bisa merugikan. “Saya imbau awak angkutan kembali melayani kebutuhan transportasi agar masyarakat tidak terlantar yang dikhawatirkan dapat menimbulkan potensi konflik,” pungkasnya.

Di tempat terpisah Ketua Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Kota Bogor, Moch. Ischak mengatakan mogoknya sopir angkot di Kota Bogor tanpa melakukan koordinasi terlebih dahulu.

“Mereka membangkang. Padahal Jumat (17/3) kemarin, saya sudah panggil para ketua jalur untuk tidak ikut mogok, mereka sudah diinstruksikan,” ujarnya.

Mogoknya sopir angkot di Kota Bogor menurut Ischak merupakan imbas dari aksi mogok sopir angkot di Kabupaten Bogor. Dia menambahkan, hanya trayek 16 jurusan Salabenda-Pasar Anyar saja yang menurutnya mogok beroperasi. Sebab kata Ischak, mereka diberhentikan paksa sopir angkot kabupaten yakni 32 jurusan Cibinong-Bubulak.

“Sopir angkot mogok di Fly Over Sholeh Iskandar itu enggak ada izin,” bebernya. (don/wil/cr4)


Sopir angkutan kota (angkot) di Bogor, Minggu (20/3) berhenti beroperasi. Mereka memprotes keberadaan angkutan online yang kian merajalela.


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Radar Bogor

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News