PBSI Beri Ultimatum Keras Buat Sektor Tunggal Putri

PBSI Beri Ultimatum Keras Buat Sektor Tunggal Putri
Susy Susanti. Foto: PBSI

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Susy Susanti mengaku ada masalah dengan sektor tunggal putri pelatnas. Nomor tersebut menjadi satu-satunya yang gagal masuk ke final Indonesia Masters 2018.

Sebagai mantan pemain tunggal putri andalan Tanah Air yang mempersembahkan medali emas olimpiade di Barcelona 26 tahun silam, Susy memang berhak bersusah hati.

Harus diakui, belum ada lagi pemain tunggal putri yang cukup bertaji untuk bersaing dengan negara kuat lain. Jangankan babak final. Bisa lolos dari babak kedua pun kadang sudah jadi pencapaian yang dianggap cukup memuaskan.

Di Indonesia Masters 2018 kemarin, tidak ada satu wakil pun yang bisa menembus babak perempat final. Hal yang sama juga kerap terjadi di turnamen level superseries tahun sebelumnya.

“Kami memang ada kendala di bibit tunggal putri. Indonesia pernah kehilangan satu generasi tunggal putri dan sampai sekarang sangat sulit untuk melakukan regenerasi. Memang ini sektor yang paling tertinggal,” kata Susy.

Susy melihat, sektor tunggal putri saat ini dihuni oleh dua tipe pemain: mereka yang punya kemampuan tapi tak punya kemauan dan mereka yang punya kemauan tapi tidak punya kemampuan.

“Dua-duanya memang sulit. Percuma punya skill tapi kalau tak ada kemauan juara. Sebaliknya, punya kemauan keras juara juga sulit kalau tidak disokong bakat yang memadai,” kata Susy.

Latihan keras dan ketat setiap hari pun menjadi satu-satunya solusi yang dapat dilakukan PBSI untuk mengembangkan para pemain tunggal putri.

Ada dua tipe pemain tunggal putri di pelatnas PBSI saat ini: punya kemampuan tapi tak punya kemauan dan punya kemauan tapi tidak punya kemampuan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News