PDB: Ahok-Djarot Paling Efektif Memanfaatkan Isu SARA

PDB: Ahok-Djarot Paling Efektif Memanfaatkan Isu SARA
Ahok-Djarot. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pusat Data Bersatu (PDB) merilis hasil penelitian terkait kekhawatiran perilaku pemilih pada putaran pertama pemilihan Gubernur DKI Jakarta, 15 Februari lalu.

Hasilnya, terdapat indikasi kuat adanya penggunaan solidaritas etnis, yang dapat memecah belah persatuan bangsa.

"Secara faktual, Pilkada DKI putaran pertama terindikasi kuat melibatkan isu SARA. Nah, yang paling efektif memanfaatkan isu SARA adalah pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat," ujar Peneliti PDB Agus Herta Soemarto, di Hotel Sahid, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (17/3).

Menurut Agus, kesimpulan hasil penelitian hadir, karena setidaknya dari 505 tempat pemungutan suara (TPS) yang diketahui mayoritas pemilihnya non muslim, suara Ahok-Djarot hampir seratus persen.

Misalnya di TPS 27 Kelurahan Cengkareng Barat, Jakarta Barat. Suara Ahok-Djarot mendominasi hingga meraih 391 suara. Sementara pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni hanya meraih empat suara.

Sementara Anies Baswedan-Sandiaga Uno tiga suara. Demikian juga di TPS 28, 70, 71, 72, 73, 77, 78, 79, 80, 81, 81, 83, Kelurahan Cengkareng Barat.

Hasil yang sama kata Agus, juga terlihat di sejumlah TPS di Kelurahan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat. Rata-rata suara Ahok-Djarot mencapai hingga 400 sampai 500 suara. Sementara Agus-Sylvi dan Anies-Sandi rata-rata di bawah sepuluh suara.

"Demikian juga untuk wilayah Jakarta Utara, seperti di TPS-TPS pada Kelurahan Sunter Agung dan Sunter Jaya (mayoritas pemilih non muslim,red). Suara Ahok-Djarot berkisar lebih dari 350 hingga 600 lebih suara. Sementara Agus-Sylvi dan Anies-Sandi hanya belasan suara," tutur Agus.

Pusat Data Bersatu (PDB) merilis hasil penelitian terkait kekhawatiran perilaku pemilih pada putaran pertama pemilihan Gubernur DKI Jakarta, 15 Februari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News